Page 43 - 60/20
P. 43
THE 60/20 ANNIVERSARY: FULBRIGHT AND AMINEF IN INDONESIA 43
Rustandi Kartakusuma, yang dikenal di kalangan sastra sebagai Uyus, adalah
anggota kelompok penulis Angkatan 45 yang dihormati. Sebagai dosen sastra
Indonesia Fulbright di Universitas Yale dan Universitas Harvard, ia juga memberi
kuliah di Institut Teknologi Massachusetts (MIT) di Boston. Uyus menulis dalam
bahasa Indonesia dan Sunda di berbagai media, dan ia diakui sebagai tokoh
yang produktif bekerja di bidang sastra maupun jurnalistik. Pada tahun 2004, ia
dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri
atas sumbangsihnya pada perkembangan kesusasteraan dan budaya Sunda.
Dua puluh tahun setelah penerima beasiswa Fulbright Indonesia pertama pergi ke
Amerika Serikat, generasi akademisi Indonesia berikutnya berkumpul di sebuah
universitas Amerika pada satu titik penting lainnya dalam hubungan antara
Amerika Serikat dan Asia Tenggara. Saat itu adalah akhir tahun 1960-an dan awal
1970-an ketika penolakan atas keterlibatan AS di Vietnam meluas, terutama di
kalangan mahasiswa di berbagai kampus. Di Universitas California di Berkeley,
sekelompok delapan orang akademisi Indonesia, tujuh di antaranya adalah
akademisi Fulbright, memulai kuliah mereka untuk meraih gelar master di bidang
ilmu-ilmu sosial. Misi mereka adalah untuk menciptakan sebuah kurikulum ilmu
sosial dasar bagi Indonesia. Alumnus Fulbright Juwono Sudarsono, yang refleksi
kenangannya atas masa itu dimuat di bagian lain buku kenang-kenangan ulang
tahun ini, mengatakan mereka menjuluki diri mereka “The Berkeley Eight.â€
Pada akhir 1980-an, para pendukung Program Fulbright di Indonesia mulai
berpikir bahwa sudah tiba saatnya untuk memperluas basis program, terutama
dalam hal meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal dan memperkuat dimensi
dwi-negara program. Meskipun Program Fulbright di Indonesia selalu didukung
oleh Pemerintah Indonesia, Program Fulbright dikelola oleh Badan Informasi
Amerika Serikat (U.S. Information Service/ USIS) di Kedutaan Amerika. Untuk
tujuan tersebut, pada tahun 1987 American-Indonesian Exchange Foundation
(AMINEF) didirikan untuk membantu USIS dalam menjalankan misi Fulbright
guna meningkatkan saling pengertian antara warga negara Indonesia dan
Amerika Serikat melalui pertukaran pendidikan. Anggaran Dasar menjadi dasar
pembentukan sebuah Dewan Manajemen dwi-negara yang meresmikan perwakilan
kedua bangsa dalam pelaksanaan program.
Secara luas dipahami bahwa AMINEF merupakan langkah pertama menuju
pembentukan sebuah komisi dwi-negara yang sesungguhnya. Diskusi-diskusi
dengan pejabat Pemerintah Indonesia di Departemen Luar Negeri dan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta dengan beberapa lembaga di
Washington, DC, yang mengelola Program Fulbright atas nama Pemerintah
AS—Badan Informasi AS (U.S. Information Agency/ USIA) dan Dewan Beasiswa
Luar Negeri (Board of Foreign Scholarship/ BFS)—memperlihatkan bahwa konsep
status komisi yang berkuasa penuh diterima dengan baik dan positif.