Page 75 - 60/20
P. 75
ALUMNI VOICES 75
/ MEMBUKA PINTU BERKARIR /
Novelis terkenal, Ahmad Fuadi, kelahiran Maninjau, Sumatera Barat, 1972, berkata,
“Fulbright adalah milestone penting dalam hidup saya. Karena beasiswa ini telah
membuka banyak pintu kesempatan dalam hidup saya. Antara lain: pintu untuk
menimba ilmu di bangku kuliah, pintu untuk melihat dan merasakan budaya dan
interaksi dengan berbagai bangsa, khususnya Amerika, serta pintu untuk berkarir.â€
Awalnya Ahmad Fuadi adalah wartawan majalah mingguan Tempo di Jakarta. Ia
mendapat pendidikan menengah di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo,
Jawa Timur; dan lulus dari jurusan Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran,
Bandung. Pada tahun 1999, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk menempuh program
master di School of Media and Public Affairs, Universitas George Washington di kota
Washington, DC.
In Washington, he had the opportunity Di sana ia berkesempatan melihat sekolah
to visit a community school for children komunitas untuk anak-anak dari kalangan
from poor neighborhoods. “Here was tidak mampu. “Inilah salah satu inspirasi
an inspiration that could be realized yang dapat dikembangkan di Indonesia,â€
in Indonesia,†he said. He learned how katanya. Ia mempelajari bagaimana
communities can support education masyarakat menyelenggarakan pendidikan
through philanthropy and volunteerism. melalui kegiatan filantrofi dengan tenaga
relawan.
Later, after he become a best-selling
novelist in Indonesia, Ahmad Fuadi Kelak, setelah menjadi novelis dengan
opened a similar school. It is supported buku-buku yang laris, Fuadi membuka
by the Tower Community, which he sekolah serupa. Pendukungnya adalah
established together with fans of his Komunitas Menara yang didirikan
writing. His first novel, The Land of bersama para penggemar tulisannya.
Five Towers, which fosters the spirit Novel pertamanya Negeri 5 Menara
to excel, is the initial work in a trilogy dinilai dapat menumbuhkan semangat
that tells the story of his life journey. untuk berprestasi. Rangkuman kisah
It was on the Indonesian best-seller perjalanan ini masuk dalam jajaran buku
list for 2009 and received the 2010 terlaris tahun 2009, dan berhasil meraih
Indonesia Readers Award and the Anugerah Pembaca Indonesia 2010
2010 Khatulistiwa Literary Award. He dan Kathulistiwa Literary Award 2010.
donated the proceeds from the sale Penghasilan dari buku-bukunya itulah
of his books to build his tuition-free yang disumbangkannya untuk mendirikan
community school. sekolah gratis tadi.