Halo semuanya, Alfitrah Arysuci, penerima beasiswa CCI Program. Sebagai mahasiswa Indonesia asal Makassar, yang saat ini tengah menempuh pendidikan melalui Community College Initiative (CCI) Program di Amerika, Ramadhan kali ini menjadi salah satu pengalaman paling luar biasa yang pernah saya rasakan.
Saya tinggal di Appleton, Wisconsin, sebuah kota kecil yang tenang dan ramah. Kota ini merupakan bagian dari Fox Cities, wilayah yang terbentang di sepanjang Sungai Fox. Meski jumlah muslim di sini tidak sebanyak di Indonesia, kehangatan yang saya rasakan dari komunitas muslim setempat benar-benar membuat saya merasa seperti di rumah.
Ramadhan di Musim Dingin: Tantangan dan Keunikan
Tahun ini, Ramadhan jatuh pada bulan Maret, saat Wisconsin masih dalam suasana musim dingin. Durasi puasa sekitar 12 jam, tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, tetapi yang membuatnya unik adalah suhu dingin yang terkadang mencapai di bawah nol derajat. Anehnya, justru karena udara dingin, saya merasa puasa lebih ringan, karena rasa haus dan lelah tidak begitu terasa seperti saat berpuasa di bawah terik matahari di Indonesia.
Meski demikian, tantangan lain datang dari jadwal yang padat di kampus. Sebagai mahasiswa internasional, saya tetap harus mengikuti kelas seperti biasa, tanpa ada hari libur atau penyesuaian waktu untuk ibadah. Namun, semua itu menjadi lebih mudah karena adanya dukungan dari komunitas muslim setempat.
Keindahan Masjid di Tengah Lingkungan Amerika Lokal
Hal yang paling membuat saya kagum adalah bangunan masjid disini yang berdiri megah di tengah lingkungan perumahan lokal Amerika. Bayangkan, sebuah masjid besar dengan lahan
yang luas dan asri, berdiri di antara deretan rumah-rumah khas Amerika.
Lingkungan masjid ini terasa sangat terbuka dan damai, seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunitas sekitar. Banyak warga non-muslim yang tinggal di sekitar masjid, namun hubungan toleransi dan saling menghormati sangat terjaga. Bahkan, saya melihat sendiri ada warga Amerika non-muslim yang ikut membantu menyiapkan makanan berbuka di masjid. Ini adalah bentuk nyata dari toleransi dan kebersamaan, sesuatu yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan akan saya lihat di Amerika.
Masjid ini juga memiliki ruang komunitas yang besar, taman bermain, dan area parkir luas. Tidak hanya digunakan untuk shalat, masjid ini menjadi pusat kegiatan sosial dan keagamaan umat muslim setempat.
Berbuka Puasa Bersama di Masjid
Pada hari pertama Ramadhan, saya dan beberapa teman muslim dari Fox Valley Technical College memutuskan untuk berbuka puasa bersama di Masjid Fox Valley Islamic Society (FVIS) di kota terdekat, Neenah.
Pemandangan yang luar biasa Masha Allah yang saya dapatkan saat pertama kali melihat antusias masyarakat muslim disini. Keberagaman dan kebersamaan sangat terasa yang tidak pernah terbayangkan akan kulihat di negara minoritas muslim seperti Amerika ini. Berbagai jamuan makanan dari berbagai negara, seperti Timur Tengah, Bosnia, Pakistan, dan lainnya melengkapi ramadhan pertamaku disini.
Berbagai umat muslim dari berbagai latar belakang negara duduk bersama, meski baru pertama kali bertemu, kami bisa saling berbagi cerita dan tawa. Semangat persaudaraan Islam melampaui batas negara dan bahasa.
Menjelajahi komunitas muslim di kota lain
Tak ingin melewatkan kesempatan, selama Ramadhan ini saya juga mengunjungi beberapa masjid di kota-kota terdekat. Selain Neenah, saya sempat berbuka puasa dan shalat berjamaah di masjid lainnya seperti di Appleton dan Green Bay.
Setiap masjid memiliki komunitas muslim dari latar belakang yang berbeda, namun semangat Ramadhan tetap sama. Ramah, saling menyapa, dan berbagi. Pengalaman ini membuat saya semakin sadar bahwa umat muslim di Amerika sangat beragam, namun tetap satu dalam ikatan iman.
Mengajar di Sunday School
Selain menghadiri buka puasa dan shalat berjamaah, saya juga mendapat kesempatan luar biasa untuk mengajar di Sunday School di salah satu masjid, Alhamdulillah. Berinteraksi dengan anak-anak muslim di sini memberi saya perspektif baru tentang bagaimana mereka belajar mempertahankan identitas Islam mereka di lingkungan yang mayoritas non-muslim. Mereka belajar Al-Qur’an, akhlak, dan dasar-dasar Islam. Saya merasa bersyukur bisa berbagi ilmu dan pengalaman, sekaligus belajar banyak dari mereka. Ini adalah salah satu pengalaman Ramadhan yang paling berkesan dalam hidup saya.
Pengalaman ini juga membuka mata saya bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih, melampaui batas geografis dan budaya. Semoga cerita ini bisa menjadi pengingat dan inspirasi bagi kita semua, bahwa dimanapun kita berada, Ramadhan selalu menjadi bulan penuh berkah dan kebersamaan.
Intiland Tower, Lantai 11
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 32
Jakarta 10220, Indonesia
Tel : (+62) 21 5793 9085 / 86
Fax : (+62) 21 5793 9089
Office Hours : Monday – Friday, 08.00 – 17.00
The office is closed for Indonesian and US holidays
© 2025 AMINEF. All Rights Reserved.