Kami di AMINEF turut berduka cita atas meninggalnya ilmuwan, konservasionis, dan alumnnus Fulbright Prof. Ricardo Tapilatu, di usia 55 tahun, pada tanggal 24 Juni 2022, di Manokwari, Papua Barat.
Prof. Tapilatu, atau akrab kami sapa Pak Rick, meninggal dunia di puncak karirnya yang gemilang. Ia mengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Papua, di mana ia menerima gelar profesor di bidang biologi kelautan pada tahun 2020. Ia juga mengepalai Pusat Penelitian Sumber Daya Kelautan Pasifik di universitas tersebut.
Dia mendedikasikan hidupnya untuk isu laut, lingkungan, dan konservasi. Pada bulan Juni 2022 ini, The Conversation Indonesia menobatkannya sebagai satu dari tiga puluh ilmuwan Indonesia yang terpilih untuk Program Science Leadership Collaboration (SLC). Beliau juga meraih berbagai penghargaan dan hibah yang mendukung karyanya dalam isu yang ia tekuni, antara lain Pew Fellowship in Marine Conservation (2018), National Geographic (2016), Whitley Awards (2014), Conservation International, dan Marine Conservation Action Fund.
Sebagai seorang peneliti, Prof. Tapilatu telah menjadi penulis utama dan penulis pendamping di lebih dari 20 artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal internasional. Ia juga menerbitkan lima buku tentang keanekaragaman hayati laut dan ketahanannya di area Bentang Laut Kepala Burung (BLKB), Papua.
Pak Rick menerima beasiswa Program Fulbright Doctoral Degree pada tahun 2008 untuk studi di bidang biologi di University of Alabama, Birmingham. Ia juga menerima Fulbright Visiting Scholar Program pada tahun 2017 untuk melakukan penelitian pascadoktoral di bidang oseanografi di Conservation International. Cerita pengalaman semasa program beasiswa Fulbright merefleksikan ketekunannya dan pengabdiannya terhadap bidang yang ia cintai, termasuk hasil disertasinya yang berkontribusi untuk konservasi di lingkungannya:
“…pada tahun 2008, dia pun berkemas menuju University of Alabama. Dengan riang dia memperkenalkan diri kepada teman-teman barunya di Selatan sebagai “Rick” dan dia menghabiskan waktu berjam-jam di laboratorium dan perpustakaan. Dia bolak-balik terbang ke Papua, menguji teori-teorinya dengan penelitian lapangan. Di sana, dia membina satu tim lulusan muda untuk memastikan ada lebih banyak telur penyu menetas dengan selamat di tempat perlindungan. Sementara itu, dia berkumpul dengan para ilmuwan dalam konferensi tentang penyu di Australia, Amerika Serikat, dan Meksiko. Rick tekun menganalisis data. Akhirnya, dia menyelesaikan disertasinya pada tahun 2014, menghasilkan sebuah cetak biru konservasi yang bersifat ilmiah sekaligus praktis.”
Pak Rick adalah sosok yang murah hati dengan pengalaman Fulbrightnya. Kami di AMINEF berterima kasih atas waktu dan dedikasinya dalam berbagai kegiatan Fulbright, seperti seleksi wawancara beasiswa untuk aplikan Fulbright Master’s dan Doctoral Degree, memberikan pidato utama dan menjadi pemateri saat acara orientasi pra-keberangkatan, serta aktif dalam kegiatan outreach tim AMINEF dan kegiatan alumni terutama di Manokwari.
Warisan ilmu pengetahuan, dedikasi, dan kecintaan beliau terhadap laut dan lingkungan telah menyentuh dan menginspirasi banyak orang. Kami di AMINEF merasa sangat terkejut atas kepulangan beliau yang sangat mendadak, dan kami juga ingin menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada istrinya, Dr. Rima Siburian, tiga anak, anggota keluarga yang lain, serta kolega, mahasiswa serta rekan-rekan lainnya yang ia tinggalkan.
Profil Prof. Tapilatu di direktori alumni AMINEF.
****
Sumber berita dan obituari di laman Universitas Papua.
****
© 2025 AMINEF. All Rights Reserved.