işlek caddelere ve kafelerin olduğu kalabalık bir yere sikiş taşınmak isteyen genç çift bekar hayatı yaşadıkları porno huzurlu evlerinden daha sosyal imkanları olan bir porno izle mahalleye taşınmak isterler bu fikri sonrasında anal porno anında soyunmaya başlayan abla dediği kadını görünce yıllarca porno izle abla dememiş gibi onu tek celsede sikerek abla kardeş sex izle ilişkisine yüksek seks mahkemesinin kararıyla son brazzers verirler üvey kardeşlerin şehvetle sikiştiğini gören porno video mature ise boş durmaz ve onların bu eğlenceli ensest sikişmelerine kendisi konulu porno de dahil olur yine bir gün elinde poşetlerle eve gelir ders sex izle çalışmakta olan üvey oğluna yeni iç çamaşırlar aldığını bunları porno babasından önce ona göstermek istediğini söyler

Alumni & Voices

Adam B. Ellick

PANDANGAN BARU TENTANG PILAR KEEMPAT

Fulbright membawa saya untuk pertama kalinya ke Asia Tenggara. Saya menghabiskan beberapa bulan pertama di Jakarta melakukan wawancara mengenai masalah jurnalisme, dengan fokus pada cara-cara wartawan Indonesia meliput terorisme di dalam negeri. Hal ini dikerjakan sesaat setelah peristiwa bom Bali, dan ulasan pemberitaannya sangat sensasional.

Masa tinggal saya di Jakarta adalah masa yang sangat menarik, tapi tak lama kemudian saya merasa terputus dari realitas yang terbentang lebih luas di Indonesia. Sponsor saya, aktivis media dan wartawan terkenal, Andreas Harsono, merancang perjalanan saya selama dua bulan untuk mengunjungi surat kabar di lebih dari 20 kota di banyak pulau. Selama perjalanan ini saya mulai memahami ruang lingkup jurnalisme di Indonesia.

Tidak ada cara yang lebih baik untuk memahami denyut kehidupan suatu daerah daripada melalui mata wartawan dan editor media setempat. Mereka adalah pemandu wisata yang paling berkualitas dari museum terbaik di dunia: kota-kota yang nyata. Dan dalam perjalanan itu saya menyaksikan bagaimana wartawan di luar Jakarta berhadapan dengan masalah kekurangan sumber daya, termasuk terbatasnya informasi mengenai contoh pelaporan investigatif yang terpercaya. Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, saya bertemu dengan seorang wartawan yang tekun belajar sendiri tentang jurnalisme investigasi yang tersedia dalam bahasa Inggris di internet. Dia berharap dapat menulis tentang masalah pengrusakan hutan dan bagaimana kebijakan internasional telah gagal menyelamatkan kota tempat tinggalnya dari naiknya permukaan air.

Andreas sangat berpengaruh pada pengalaman saya. Dia adalah salah seorang wartawan paling idealis yang pernah saya temui, dan dia banyak mengajarkan kepada saya tentang kritik pada media, seni jurnalisme naratif, dan makna dari konsep Pilar Keempat. Hal-hal tadi adalah sesuatu yang saya terima begitu saja ketika tinggal di Amerika tahun 1990-an. Dia juga mengenalkan saya pada makanan yang terpedas di negeri ini, makanan Manado, yang sampai sekarang tetap merupakan masakan favorit saya di dunia.

Karena jurnalisme adalah sebuah bisnis dan bukan profesi, pengalaman Fulbright saya kurang akademis rasanya dan lebih bersifat anekdotal. Saya menyaksikan bagaimana wartawan Indonesia bekerja dalam kondisi yang sama sekali berbeda, dan sering kali jauh lebih menantang. Saya jadi memahami bagaimana wartawan bisa sukses, bahkan di negara di mana kebebasan pers terbatas dan hukum media tidak selalu memberi perlindungan. Banyak wartawan harus berhadapan dengan pemilik media yang kurang idealis, yang sangat menentang pelaporan yang terpercaya.

Kesadaran ini sangat membantu dalam pekerjaan saya di The New York Times, di mana saya sering harus menyewa wartawan lokal untuk membantu peliputan saya di tempat-tempat seperti Pakistan, Mesir, dan Afganistan. Pengalaman Fulbright menyebabkan saya menghargai sekali wartawan lokal yang bekerja dalam kondisi sulit di negara berkembang. Pengalaman itu juga menjadi masukan berharga dalam melakukan peliputan di dunia Islam, tempat di mana saya menghabiskan sebagian besar waktu saya tahun-tahun belakangan ini.

Hubungan dengan Indonesia masih terjalin kuat sampai sekarang. Saya kembali ke negeri itu beberapa tahun setelah program Fulbright selesai untuk membantu dalam proses produksi film dokumenter NY Times/ PBS tentang Islam di Indonesia, dan saya masih mengikuti berita di Indonesia. Harapan saya adalah untuk kembali suatu hari nanti untuk sekali lagi meliput di negara yang saya kagumi ini.

Last Updated: May 8, 2019 @ 7:06 pm

Artikel ini tampil di buku DARI SABANG SAMPAI MERAUKE Memperingati Ulang Tahun 60/20 Fulbright dan AMINEF (halaman 71-73) yang diterbitkan pada tahun 2012 memperingati ulang tahun ke-20 AMINEF dan ulang tahun ke-60 Fulbright di Indonesia.

Judul asli adalah Across the Archipelago, from Sea to Shining Sea Commemorating the 60/20 Anniversary of Fulbright and AMINEF. Penerjemah: Sagita Adesywi dan Piet Hendrardjo.

WordPress Video Lightbox