MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM — Sivitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar berduka.

Dokter Syafri Guricci Msc, DAN (1943-2020), mahasiswa kedokteran Unhas angkatan pertama, Senin (6/1/2020) sekitar pukul 09.35 WIB, meninggal dunia di ruang ICU VIP Rumah Sakit Islam (RSI) Jakarta.

“Beliau adalah Ketua Dewan Mahasiswa)(DM) Unhas setelah Pak Jusuf Kalla,” kata dr Arief Rosyid, alumnus FK Unhas dan eks Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), kepada Tribun, siang tadi.

Syarif Guricci dikenal sebagai angkatan 66 di Makassar, bersama Jusuf Kalla, dan mahasiswa Unhas angkatan periode pertama, 1960-an.

Beliau adalah senior dari Prof Dr Idrus Paturusi, Dr Faried Husain, dan para aktivis angkatan pertama Unhas.

Salah seorang adiknya, Prof Dr Anwar Guricci dan Dr Syahrir Guricci adalah dosen di Unhas.

Arief Rosyid ikut melayat almahum saat disemayamkan di kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Cempaka Putih, sampai shalat Ashar.

Almarhum akan Dikebumikan hari ini, Ba’da Ashar di Pekuburan Umum Karet Bivak, Pejompongan Tanah Abang, Jakarta.

Almarhum lahir di Makassar, 14 Juni 1943. Dia adalah keluarga besar tokoh pejuang Sulsel, Keluarga Besar La Barubu (La Bangki – La Guricci, yang beras dari Pinrang.

Dokter Syafri Guricci adalah alumnus FK Unhas tahun 1970-an. Almarhum kuliah di FK Unhas, 1967.

Saat itu, kampus Unhas masih di Barayya. Setamat di Unhas, almarhum menjadi staf pengajar di FK Universitas Indonesia, dan hingga 2012 masih memberi kuliah di Program Pasca Sarjana (PPs) Kedokteran UI.

Sejak tahun 1995, saat pensiun di UI, almarhum diangkat menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Di kampus UMJ inilah selama 2004-2012 almarhum menjadi dekan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

Arief Rosyid mengenang almarhum sebagai orangtua pendidik, sekaligus senior yang sangat perhatian kepada yunior.

“Generasi saya aktivis di Makassar, Sulsel cuma mendengar nama besarnya sebagai salah satu Ketua Dewan Mahasiswa Unhas.,” ujar Arief yang kuliah di Unhas tahun 2000.

Dia bersyukur masih bisa aktif ketemu almarhum saat melanjutkan studi S2 di FKM UI, Depok, tahun 2010 dan 2012 lalu.

Yang paling berkesan dari almarhum adalah kesederhanaan, disiplin, dan sikap kritis yang religius.

“Sederhana saja metode pembelajaran beliau waktu itu, titik tekannya pada kita sendiri sebagai subjek pembelajar. Dan Yang juga berkesan, ujiannya dibawa pulang ke rumah. Semoga husnul khatimah, amin.” tulis Arif Rosyid.