işlek caddelere ve kafelerin olduğu kalabalık bir yere sikiş taşınmak isteyen genç çift bekar hayatı yaşadıkları porno huzurlu evlerinden daha sosyal imkanları olan bir porno izle mahalleye taşınmak isterler bu fikri sonrasında anal porno anında soyunmaya başlayan abla dediği kadını görünce yıllarca porno izle abla dememiş gibi onu tek celsede sikerek abla kardeş sex izle ilişkisine yüksek seks mahkemesinin kararıyla son brazzers verirler üvey kardeşlerin şehvetle sikiştiğini gören porno video mature ise boş durmaz ve onların bu eğlenceli ensest sikişmelerine kendisi konulu porno de dahil olur yine bir gün elinde poşetlerle eve gelir ders sex izle çalışmakta olan üvey oğluna yeni iç çamaşırlar aldığını bunları porno babasından önce ona göstermek istediğini söyler

Dozens of US Fulbright Scholars to Discuss Issues in ASEAN in Jakarta Conference

AMINEF (American Indonesian Exchange Foundation), the binational foundation that manages the Fulbright Program in Indonesia, will convene 58 American Fulbright scholars in Southeast Asia in a conference entitled “Issues in Southeast Asian Studies: Society, Environment and Culture” at the Fairmont Hotel, Senayan, 18-19 March 2016.

The American scholars are recipients of the prestigious Fulbright grant. The Fulbright Program is the flagship international educational exchange program set up by the U.S. government more than six decades ago. Since last September, these scholars have been conducting research or teaching in various fields in nine ASEAN countries and Timor Leste.

“The US Department of State has asked AMINEF to host this event as an opportunity for the American scholars to enrich their Fulbright experience, but also to promote a better understanding of U.S. – Southeast Asia relations, and to encourage a greater awareness of ASEAN,” said AMINEF Executive Director Alan Feinstein.

To that end, the Jakarta conference will be open to the general public and to the extensive network of Indonesian Fulbright alumni.

The conference will include panels on a multitude of topics. For example, a panel session on history, religion and rights will feature presentations on how human rights is viewed among Indonesians, on genocide in Cambodia, and human trafficking in the Philippines. Discussions on biodiversity will look at conservation of rare amphibians in the Philippines, endangered macaques in Indonesia, and mangroves in Singapore. Panelists in another session will discuss youth culture in Vietnam, sustaining traditional music in Indonesia, and empowering artisan groups in Thailand.

In total, there will be 10 panel discussions in various fields, ranging from religion, culture, education, disaster risk management, to public health.

“With ASEAN regional integration comes a need to address issues that require multilateral cooperation – such as climate change, labor migration, human trafficking, to name a few,” Feinstein said. “ASEAN’s partners, such as the United States, can play a role, especially in suggesting evidence-based solutions. Thus foreign scholars, can help add to the store of knowledge in various fields, can forge collaborative ties with like-minded counterparts, and can focus attention on understudied or difficult topics,” Feinstein added.

Besides US scholars, several renowned Indonesian experts will participate. Islamic scholar Prof. Dr. Azyumardi Azra, OBE, who obtained a PhD at Columbia University with a Fulbright scholarship, will serve as a discussant in a panel discussion on History, Religion, and Rights. Dr. Agus Pratama Sari, an environmental expert formerly with the REDD+ Management Agency and also a Fulbright alumnus, will play the same role in a panel on food security. From the ASEAN Secretariat, H.E. Deputy Secretary General Vongthep Arthakaivalvatee will participate in a plenary session, as will Dr. Rahimah Abdulrahim, Executive Director of the Habibie Center, which runs a Center for ASEAN Studies.

The general public is invited, up to a limited number, to attend the conference. Public registration information will soon be available through AMINEF’s website (www.aminef.or.id) and Facebook page (AMINEF/Fulbright-Indonesia). Please contact AMINEF Public Relation Officer Ms. Miftahul Mardiyah at mita@aminef.or.id or 021-57939085/86 for more details on the conference.

Puluhan Cendekiawan Fulbright dari AS akan Mendiskusikan Isu-Isu Terkait ASEAN dalam Konferensi di Jakarta

AMINEF (American Indonesian Exchange Foundation), yayasan dwi-negara yang mengelola program Fulbright di Indonesia, akan mengumpulkan 58 cendekiawan Amerika Serikat yang sedang berada di kawasan Asia Tenggara dalam sebuah konferensi bertema “Issues in Southeast Asian Studies: Society, Environment and Culture” di Hotel Fairmont, Senayan, 18-19 Maret 2016.

Sejak bulan September lalu, ke-58 cendekiawan AS ini telah melakukan penelitian atau mengajar di berbagai bidang ilmu di 9 negara ASEAN dan Timor Leste. Mereka adalah penerima beasiswa Fulbright. Program Fulbright adalah program pertukaran pendidikan internasional yang diluncurkan oleh Pemerintah Amerika Serikat lebih dari enam dekade yang lalu.

“Kementerian Luar Negeri AS memilih AMINEF untuk mengadakan acara ini sebagai sebuah sarana bagi para penerima bantuan Fulbright untuk memperkaya pengalaman mereka serta untuk lebih menjalin hubungan baik antara Amerika dan negara-negara ASEAN, dan untuk meningkatkan pemahaman peserta terkait ASEAN,” kata Eksekutif Direktur AMINEF Alan Feinstein.

Konferensi di Jakarta ini akan dibuka untuk umum dan juga bagi para alumni penerima beasiswa Fulbright dari Indonesia.

Konferensi ini akan terdiri dari beberapa diskusi panel dengan pilihan topik yang beragam. Misalnya, sebuah sesi tentang bidang Sejarah, Agama dan HAM akan berisi presentasi tentang pandangan HAM di Indonesia, genosida di Kamboja, dan perdagangan manusia di Filipina. Akan ada pula diskusi panel tentang biodiversitas yang akan menghadirkan diskusi terkait upaya konservasi amfibi di Filipina, kera makaka yang terancam punah di Indonesia, dan hutan bakau di Singapura. Panel lain akan membahas tentang budaya anak muda di Vietnam, upaya pemeliharaan musik tradisional di Indonesia, dan pemberdayaan kelompok ahli seni kriya di Thailand.

Secara keseluruhan akan ada 10 diskusi panel dari berbagai bidang ilmu mulai dari agama, budaya, pendidikan, penanganan bencana alam hingga kesehatan masyarakat.

“Terintegrasinya anggota-anggota ASEAN mengharuskan kerjasama multilateral guna menangani masalah-masalah seperti perubahan iklim, migrasi buruh, penyelundupan manusia, antara lain” kata Feinstein.

“Mitra-mitra ASEAN seperti AS bisa berperan dalam menawarkan solusi yang berdasarkan hasil penelitian ilmiah. Ilmuwan asing dapat membantu memperkaya pengetahuan secara umum, atau dapat bekerjasama dengan ilmuwan lokal, dan juga dapat menaruh perhatian pada topiktopik yang penting atau yang jarang dipelajari,” tambah Feinstein.

Selain menghadirkan peneliti-peneliti ataupun mahasiswa pascasarjana dari AS, konferensi ini juga akan menghadirkan cendekiawan-cendekiawan Indonesia kenamaan. Cendekiawan Islam, Prof. Dr. Azyumardi Azra, OBE, yang mendapatkan gelar doktor dari Universitas Columbia melalui beasiswa Fulbright, akan memberi komentar dalam sesi Sejarah, Agama dan HAM. Dr. Agus Pratama Sari, seorang ahli lingkungan hidup yang dahulunya berafiliasi dengan BPREDD, yang juga seorang alumni Fulbright, akan memberi komentarnya dalam sesi Ketahanan Pangan. Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN Vongthep Arthakaivalvatee dan juga Direktur Eksekutif Habibie Center Dr. Rahimah Abdulrahim keduanya akan terlibat dalam sesi diskusi pleno.

Konferensi ini akan terbuka bagi masyarakat umum, dengan jumlah terbatas. Informasi mengenai registrasi akan segera diumumkan melalui situs AMINEF (www.aminef.or.id) dan halaman Facebook AMINEF (AMINEF/FulbrightIndonesia).

Last Updated: Jun 21, 2017 @ 12:08 pm
WordPress Video Lightbox