Duh, Puasa di Amerika Serikat 16 Jam, Simak Pengalaman Dosen UBL Susanto

MASSACHUSETTS (Lampungpro.com): Umumnya, warga Indonesia berpuasa 12 jam. Namun warga Indonesia yang bermukim di Amerika Serikat harus ikhlas lebih lama berpuasa.

Menurut dosen Universitas Bandar Lampung (UBL), Susanto, yang kini menimba ilmu di Massachusetts, Amerika Serikat puasa di Negeri Paman Sam itu butuh perjuangan lebih besar daripada di Indonesia.

“Ramadan kali ini jatuh di musim semi. Di sini puasa berlangsung sekitar 16 jam, mulai pukul 4 pagi sampai pukul 8 malam. Ini sedikit lebih lama dari puasa yang berlangsung diTtanah Air,” kata Susanto yang berada di Amerika untuk riset di Massachusetts Institute of Technology (MIT), kepada Lampungpro.com, Senin (4/6/2018).

Massachusetts merupakan salah satu negara bagian di Amerika Serikat. Di Utara, berbatasan dengan New Hampshire dan Vermont. dan di Selatan dengan Connecticut dan Rhode Island. Di Barat dengan New York, dan di Timur dengan Samudera Atlantik.

“Pengalaman berpuasa di sini sangat menarik. Saya tinggal di Kota Somerville yang berjarak lebih kurang 12 kilometer dari MIT yang berada di Kota Cambridge. Selama puasa, saya makan sahur sekitar pukul 2 pagi, dilanjutkan membaca Alquran dan buku-buku penelitian di rumah hingga menjelang Imsak dan salat shubuh,” kata Susanto.

Susanto yang meneliti linguistik forensik di MIT dengan program beasiswa Fulbright ini mengatakan MIT memiliki tempat ibadah bagi umat Islam. Banyak pegawai, mahasiswa, dan dosen salat berjamaah di MIT.

“Alhamdulillah, di MIT ada fasilitas tempat ibadah bagai umat Islam. Di sini saya sering berjamaah salat Zuhur, Asar, dan Magrib. Sering jua salat Jumat di sini dan beberapa kali di mesjid di luar kampus MIT. Seminggu sekali ada pengajian oleh mahasiswa internasional dari Eropa, Timur Tengah, Asia, Afrika dan Australia tentang kajian-kajian Islam,” kata dia.

Salat tarawih di Masjid Boston, kata Susanto, delapan rakaat dan witir tiga rakaat. “Selesai salat hampir pukul 12 malam,” ungkap Kepala Pusat Studi Linguistik UBL ini.

Mencari makanan halal tersedia juga di Amerika Serikat. “Di kantin MIT dan tempat-tempat makan di Massachusetts, tersedia menu halal. Ada banyak pilihan. Mulai daging sapi, daging ayam dan lain-lain. Terkadang bawa bekal makanan dari rumah, karena kadang pulang dari kampus jam 11 malam ketika ada laporan penelitian yang harus diselesaikan,” kata Susanto.

Soal tempat liburan, di sini banyak pilihan untuk tempat bersantai di akhir pekan. Namun dia mengaku sering menghabiskan waktu di akhir pekan dengan mengunjungi perpustakaan, tempat bersejarah, akuarium atautaman kota sambil menunggu waktu berbuka.

“Suasanya sangat segar karena banyak pemandangan yang hijau. Apalagi di musim semi banyak bunga bermekaran. Sangat indah dipandang mata. Selain itu saya juga sering ke pinggir sungai di sini atau ke pelabuhan melihat orang-orang berperahu layar,” kata Susanto.

Last Updated: May 29, 2020 @ 5:49 pm
WordPress Video Lightbox