dr Sandeep Nanwani MMSc saat mengisi workshop dengan tema “Pendidikan Seksual” dalam gelaran Festival Anak Hebat, Sabtu (24/7/2021).
SURYA.CO.ID, SURABAYA – Banyak penelitian yang membantah bahwa memberikan pendidikan seks sejak dini akan membuat anak melakukan hubungan seks yang tidak bertanggung jawab di masa depan.
“Itu sama sekali tidak terbukti. Yang ada malah terbalik. Saat orang tua mampu memberikan pendidikan seks dengan cara yang baik, maka anak dan remaja mampu menyampaikan apa yang dia inginkan,” terang Pengelola Program Kesehatan Remaja di United Nations Population Fund dr Sandeep Nanwani MMSc dalam gelaran Festival Anak Hebat, Sabtu (24/7/2021).
Prinsip dari pendidikan seksual, menurut Sandeep, salah satunya adalah mengajarkan anak dan remaja untuk dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Terutama yang berhubungan dengan tubuh mereka.
Dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh anak di antaranya, melihat nilai diri, nilai orang lain, baik dan buruknya keputusan tersebut. Ini juga menjadi keterampilan tersendiri bagi anak.
Sandeep melanjutkan, pengetahuan pendidikan seksual paling dasar yang perlu diketahui oleh anak adalah mengenai keterampilan hidup. Keterampilan hidup terbagi menjadi dua, kemampuan untuk mengenali diri dan kemampuan menjalin relasi dengan orang lain.
“Apa saja yang termasuk dalam kemampuan mengenali diri? Anak harus mengenali tubuhnya, mengerti tentang privasi, batasan dia dan orang lain seperti apa, dan lainnya. Hal paling simpel yang harus diajarkan adalah dengan mengunci pintu setiap ke toilet. Ini menjadi batasan privasi anak dan orang lain,” paparnya.
Selanjutnya adalah kemampuan menjalin relasi dengan orang lain. Sandeep mencontohkan relasi ini dengan orang tua, cara berkomunikasi, cara menghargai batasan orang lain, dan lain sebagainya. Semuanya, lanjut Sandeep, harus dijelaskan secara eksplisit.
“Apabila pemahaman tersebut dapat diterima oleh anak, baru kita melangkah pada pembelajaran tentang pubertas. Basic pendidikan seksual pada anak harus fokus pada apa yang ada di tubuh mereka terlebih dulu. Tidak perlu terlalu buru-buru membahas tentang penis dan vagina, apabila pada tahapan dasar dilewatkan,” jelas Sandeep.
Sandeep menambahkan, orang tua dapat mengajarkan pendidikan seksual pada anak melalui momen yang ada di sekitar mereka. Misal, ketika anak merupakan sulung dan sang ibu sedang mengandung anak kedua.
“Dari situ, kita bisa jelaskan pada anak bagaimana kehamilan bisa terjadi. Atau apabila anak ingin membuka baju di tempat umum. KIta harus mengarahkan mereka untuk mendapat tempat yang lebih privasi, di mana hanya mereka yang bisa melihat dan ada di ruangan tersebut,” ujarnya.
Meski begitu, pendidikan seksual harus menyesuaikan umur anak dan diberikan secara utuh. Tidak dapat dipisah antara satu topik dan lainnya. Lalu bagaimana cara menentukan umur anak agar sesuai dengan ilmu yang akan kita sampaikan? Penting bagi orang tua untuk mengetahui standar International Technical Guidance on Sexuality (ITGSE).
“Lewat standar tersebut, sudah sekaligus terbagi klasifikasi umur anak. Misal, usia 3 hingga 5 tahun akan mendapat pendidikan seks dengan pembahasan A, dan seterusnya,” tutupnya.
© 2024 AMINEF. All Rights Reserved.