Obituari – Prof. Hasjim Djalal (1934 – 2025)

Kami di AMINEF turut berduka cita atas meninggalnya diplomat senior Indonesia, ahli hukum laut internasional, dan alumnus Fulbright Prof. Dr. Hasjim Djalal, pada usia 91 tahun, pada tanggal 12 Januari 2025 lalu di Jakarta. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan pada 13 Januari, 2025.

Sebagai penerima beasiswa Fulbright pada tahun 1957, Prof. Hasjim studi jenjang Master’s di University of Virginia dan meraih gelar Master of Arts (MA) di bidang hukum internasional. Beliau merupakan mahasiswa asal Indonesia pertama di kampus tersebut. Beliau kemudian juga melanjutkan studinya di jenjang doktor di kampus yang sama. Pendidikan inilah yang menjadi dasar yang kuat bagi dedikasinya dalam memperjuangkan hak-hak maritim Indonesia di tingkat global.

Tentang pengalaman saat menerima beasiswa Fulbright, ujar Prof. Hasjim, “Hal yang penting adalah kesempatan yang diberikan (oleh Fulbright) kepada saya untuk menuntut ilmu. Saya tidak akan pernah bisa untuk belajar ke AS dengan biaya saya sendiri. Keluarga tak dapat membiayai saya untuk pergi sejauh itu. Dan pergi ke AS adalah kesempatan sangat luar biaya pada masa itu.” Kesan ini disampaikan dalam wawancara untuk video “The Fulbright Journey in Indonesia” dalam rangka perayaan 25 tahun AMINEF dan 65 tahun Fulbright di Indonesia.

Kesan lain yang diceritakan kepada alumnus Fulbright Dr. Philips Vermonte, pada saat keduanya menghadiri acara Orientasi Pra-keberangkatan (PDO) Fulbright di 2019 adalah perjalanan kembali setelah menyelesaikan kuliah di AS. Prof. Hasjim memilih untuk kembali ke Indonesia bukan dengan pesawat, melainkan dengan kapal laut yang memakan waktu tiga bulan. “Saya benar-benar ingin melihat dan merasakan samudra lepas yang selama ini hanya saya baca di buku atau hanya saya ketahui melalui diskusi di ruang kelas. Saya ingin merasakan, saya ingin tahu apa yang terjadi di lautan,” ungkapnya kepada Dr. Philips Vermonte, sebagaimana Dr. Philips tuliskan pada laman Facebooknya.

Prof. Hasjim adalah salah satu tokoh utama dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982, disamping sesama alumnus Fulbright, Alm. Prof. Mochtar Kusumaatmadja yang mempromosikan konsep Negara Kepulauan. Konsep ini memberikan pengakuan internasional atas kedaulatan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, sekaligus memperkuat pengelolaan wilayah maritimnya.

Prof. Hasjim memiliki karier panjang sebagai diplomat. Beliau pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk PBB, Kanada dan Jerman, serta menjadi penasihat di berbagai organisasi internasional. Sebagai akademisi, karya-karya ilmiahnya dalam hukum laut menjadi referensi utama di bidang ini, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Beliau juga adalah ayah dari seorang diplomat, Dr. Dino Patti Djalal, mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat dan mantan Wakil Menlu.

Prof. Hasjim juga dikenal sebagai mentor yang rendah hati dan berdedikasi. Beliau selalu membagikan pengetahuannya kepada generasi muda, terutama diplomat Indonesia, dan mendorong mereka untuk terus mengembangkan kemampuan di bidang maritim.

Menteri Luar Negeri RI Sugiono, dalam kata sambutannya di prosesi pemakaman Prof. Hasjim Djalal mengatakan bahwa, “Warisan pemikiran dan perjuangan beliau dalam diplomasi maritim, telah membawa Indonesia menjadi bangsa yang dihormati di dunia, dan prinsip-prinsip yang diperjuangkan almarhum telah menjadi fondasi bagi kedaulatan maritim Indonesia yang terus relevan hingga hari ini,”

Ucapan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada anggota keluarga, kolega, serta rekan-rekan lainnya yang beliau tinggalkan. Selamat jalan, Prof. Hasjim Djalal. Warisan dan jasa Anda akan selalu dikenang. Terima kasih atas dedikasi serta inspirasinya bagi bangsa Indonesia.

Profil Prof. Djalal di direktori alumni AMINEF.
Sumber berita dan obituari di laman Antaranews.com.
Video perayaan AMINEF dan Fulbright ke 25 dan 65 tahun di Indonesia.

WordPress Video Lightbox