işlek caddelere ve kafelerin olduğu kalabalık bir yere sikiş taşınmak isteyen genç çift bekar hayatı yaşadıkları porno huzurlu evlerinden daha sosyal imkanları olan bir porno izle mahalleye taşınmak isterler bu fikri sonrasında anal porno anında soyunmaya başlayan abla dediği kadını görünce yıllarca porno izle abla dememiş gibi onu tek celsede sikerek abla kardeş sex izle ilişkisine yüksek seks mahkemesinin kararıyla son brazzers verirler üvey kardeşlerin şehvetle sikiştiğini gören porno video mature ise boş durmaz ve onların bu eğlenceli ensest sikişmelerine kendisi konulu porno de dahil olur yine bir gün elinde poşetlerle eve gelir ders sex izle çalışmakta olan üvey oğluna yeni iç çamaşırlar aldığını bunları porno babasından önce ona göstermek istediğini söyler

Pengalaman Mahasiswa RI Jalankan Ramadan di AS Sebagai Minoritas

Cut Famelia is a 2015 Fulbright Master’s Degree Scholarship to study data science at the Worcester Polytechnic Institute

This article originally appeared in liputan6.com on June 26, 2017. 

055969900_1498205024-cfCut Famelia, mahasiswa penerima beasiswa Fulbright yang mengambil master di bidang Ilmu Data di Worcester Polytechnic Institute (WPI).

Liputan6.com, Worcester – Seorang mahasiswa asal Indonesia yang pernah menempuh pendidikan di Amerika Serikat berbagi pengalamannya selama menjalani Ramadan di sana. Ia adalah Cut Famelia, mahasiswa penerima beasiswa Fulbright yang mengambil master di bidang Ilmu Data di Worcester Polytechnic Institute (WPI).

Sebagai representasi dari tiga kelompok entitas, yakni perempuan, muslim, dan pendatang, Famelia harus menghadapi banyak tantangan, terutama sebagai muslim yang menjadi minoritas di AS.

Selama berada di Worcester, Famelia tinggal di apartemen kampus dan berbagi dengan dua orang mahasiswi WPI yang berasal dari Cina dan bukan pemeluk Islam.

Saat Ramadan, ia memastikan agar persiapan sahurnya tak mengganggu teman-temannya yang sedang tidur. Meski demikian, terkadang bunyi yang ditimbulkan alat masak tak dapat dihindari.

Untuk menghindari kesalahpahaman dan ketidaknyamanan, ia harus menerangkan kepada teman-temannya tentang aktivitas yang dijalankannya.

“Saya tidak ingin ritual ibadah saya menimbulkan rasa kesal di hati orang lain. Syukurlah, tidak terjadi konflik apa-apa di antara kami terkait hal ini,” ujar Famelia yang kisahnya dibagikan oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat kepada Liputan6.com.

Untuk salat tarawih, Famelia memilih melaksanakannya di rumah. Ia mengaku jarak dari apartemen dan masjid cukup jauh dan harus menggunakan taxi.

Selain itu, tarawih juga dimulai hampir larut malam karena kala itu Ramadhan datang di musim panas. Muslim di sana berbuka sekitar pukul 20.30 dan tarawih dimulai setelah shalat Isya, yakni sekitar pukul 22.45.

042474700_1498205145-cf2Cut Famelia menjadi Wakil Presiden MSA untuk periode Fall 2016 – Spring 2017. (Cut Famelia)

Saat musim panas, Muslim AS harus berpuasa sekitar 18 jam. Bagi Famelia, kondisi itu menantang baginya yang sudah terbiasa berpuasa sekitar 13-14 jam di Aceh, kampung halamannya.

Menjadi seorang minoritas, membuat Famelia merindukan Ramadan khas Indonesia, termasuk makanannya. Di Worcester, ia hanya menemukan WNI sekitar 25 orang yang sebagian besar adalah mahasiswa.

Meski jumlahnya kecil, mereka selalu berusaha untuk bersilaturahim, salah satunya dengan buka puasa bersama. Acara tersebut sedikit mengobati rasa rindu Famelia akan makanan khas Indonesia.

“Walau cita rasanya tidak persis sama seperti yang saya nikmati di kampung halaman, namun paling tidak, bisa sedikit mengobati kerinduan saya akan masakan dan suasana ifthar di tanah air,” ujar Famelia.

“Kala itu, nuansa Amerika hampir tak terasa. Saya seperti sedang berbuka puasa bersama di Indonesia. Akhirnya saya sadar bahwa silaturrahmi dengan komunitas bangsa sendiri itu penting, salah satunya untuk mengurangi homesick.”

Selain menimba ilmu, Famelia bergabung dengan Muslim Student Association (MSA) yang merupakan komunitas muslim di kampus WPI. Ia terpilih sebagai MSA Vice President untuk periode Fall 2016 – Spring 2017 dan menjadi satu-satunya perempuan di dalam tim MSA Executive Board.

Last Updated: Jul 31, 2022 @ 9:37 pm
WordPress Video Lightbox