Alumni & Voices

Taufiq Ismail

KETIKA MALAM SALJU GUGUR DI DANAU ITU

Amerika telah membuka jalan buat Taufiq Ismail, kelahiran Bukittinggi, untuk meraih impiannya menjadi sastrawan. Jauh sebelum menjadi Fulbrighter 1991 – 1992, dia siswa pertukaran pelajar AFSIS (American Field Service International Scholarships) angkatan pertama 1956 – 1957, berangkat dari SMA Pekalongan, tinggal di keluarga Archie Werrbach di desa Whitefish Bay, Milwaukee County, di tepi barat Danau Michigan.

Ketika liburan musim semi Taufiq bekerja di keluarga petani pemilik ladang peternakan, pada saat dia membuat keputusan penting dalam hidupnya, yaitu akan menjadi dokter hewan dan ahli peternakan sebagai sumber nafkah, tapi citacita utama hidupnya adalah menulis karya sastra sebagai sastrawan.

Ibu angkatnya Helen Werrbach pecinta puisi dan Clara Czarkowski guru sastra istimewa, sangat sayang padanya. Di SMA Whitefish Bay dia dikenalkan dan jatuh cinta pada karya Whitman, Poe, Frost, Dickinson, Melville, Crane, London, Hemingway, dan Steinbeck. Taufiq mabuk kepayang sastra. Dia menulis ulasan sebagai tugas dari Bu Clara Czarkowski tentang “Annabel Lee” (puisi Edgar Allan Poe) dan The Old Man and the Sea (novel Ernest Hemingway).

Daddy Archie membawanya dengan mobil Chevy pada suatu malam salju turun ke tepi Danau Michigan. Lampu disorotkan ke permukaan danau. “Lihat baik-baik salju gugur itu,” kata Archie, “di Pekalonganmu tidak ada itu.” Taufiq bersyukur kepada Allah dapat kesempatan menikmati salju turun malam hari ke danau itu. Dia teringat puisi indah Robert Frost, tentang adegan salju turun menyelimuti rimba.

Ketika 34 tahun kemudian dia melalui Fulbright mendapat kesempatan 13 bulan mengerjakan alih bahasa puisi Amerika, dia memilih habitat yang tepat, yaitu Universitas Iowa di Iowa City, dan berinteraksi dengan delapan orang penyair kenamaan di negara itu di International Writing Program.

Dia menerjemahkan karya 160 penyair Amerika, sebanyak 728 halaman puisi berikut biografi mereka, meliputi kurun waktu 1850 – 1980, sepanjang 130 tahun, plus 27 puisi lisan dan lirik lagu koboi. Penerjemahan puisi dalam format sebesar ini belum pernah dilakukan ke dalam Bahasa Indonesia. Kumpulan ini diberi judul Rerumputan Dedaunan, diilhami oleh judul Leaves of Grass (1855), himpunan puisi Empu Walt Whitman (1819 – 1892).

Dalam pengerjaan ini dia sangat berterima kasih kepada penyair, guru besar, pendiri Iowa International Writing Program Paul Engle dan isterinya novelis Hualing Nieh Engle; penyair dan guru besar di Translation Workshop Daniel Weissbort, Gerald Stern, dan Jorie Graham; lalu Fredrick Woodard, Peter Nazareth (African-American poetry) dan Ken McCullough (Native American poetry). Mereka sangat bersimpati dan antusias pada alihbahasa puisi ini.

Namun penerbitan Rerumputan Dedaunan sebagai buku normal, macet. Penghalang utamanya adalah pengurusan hak cipta, yang ruwet dan mahal. Penerbit yang dihubungi Taufiq tak sanggup mengurusnya. Sementara itu 20 tahun melesat lewat. Karena itu jalan keluarnya adalah kumpulan Rerumputan Dedaunan ini diterbitkan sebagai buku Laporan Kerja, yang tidak diperjual-belikan.

Di samping untuk AMINEF di Jakarta, sejumlah buku Rerumputan Dedaunan diserahkan kepada Translation Workshop Universitas Iowa, Library of Congress AS, dan Jurusan American Studies beberapa perguruan tinggi.

Sebagai penutup, Taufiq Ismail menyampaikan terima kasih kepada program Fulbright melalui Yayasan AMINEF, yaitu (direktur USIS) Mike Yaki, (direktur AMINEF) Ann Lewis, dan (anggota dewan pengurus AMINEF) Pia Alisjahbana, yang pada tahun 1991 menyetujui grant mengerjakan terjemahan ini sebagai Senior Fulbright Fellow di Universitas Iowa di Iowa City.

Last Updated: Jun 3, 2019 @ 4:41 pm

Artikel ini tampil di buku DARI SABANG SAMPAI MERAUKE Memperingati Ulang Tahun 60/20 Fulbright dan AMINEF (halaman 196-198) yang diterbitkan pada tahun 2012 memperingati ulang tahun ke-20 AMINEF dan ulang tahun ke-60 Fulbright di Indonesia.

Judul asli adalah Across the Archipelago, from Sea to Shining Sea Commemorating the 60/20 Anniversary of Fulbright and AMINEF. Penerjemah: Sagita Adesywi dan Piet Hendrardjo.

WordPress Video Lightbox