This article originally appeared in kompas.com on June 26, 2017.
Berbuka puasa bersama di kediaman keluarga Asril Kasim & Nur Asril di Bentonville, AR, pada Ramadhan 2017.
MUSIM Panas 2017 adalah tahun keempat saya berpuasa di negeri Paman Sam. Saya adalah penerima beasiswa Fulbright Presidential PhD untuk program Comparative Literature and Cultural Studies di Universitas Arkansas.
Bulan puasa pada tahun pertama saya lalui tanpa halangan berarti karena hanya menjalani tiga hari terakhir Ramadhan di Amerika Serikatketika baru tiba di Universitas Ohio untuk Pre-Academic Training 2014, bersama sekitar 35 penerima beasiswa Fulbright lainnya.
Kampus yang terletak di Athens ini lumayan sejuk walaupun tengah musim panas sehingga tidak terasa dahaga. Untuk sahur dan berbuka puasa, karena saya tinggal di asrama, biasanya saya membungkus makanan jatah makan siang dan makan malam dari aula makan.
Untungnya, kegiatan pelatihan yang saya ikuti cukup menyita waktu sehingga durasi puasa 15 jam jadi tidak begitu terasa bagi saya. Momen yang tidak terlupakan adalah ketika shalat Idul Fitri karena untuk pertama kalinya kami berlebaran jauh dari keluarga.
Kami terpaksa absen dari kuliah sesi pertama pagi itu untuk shalat Idul Fitri di Islamic Center of Athens yang terletak masih dalam kampus Universitas Ohio karena tidak ada libur khusus Lebaran di sini.
Pengalaman puasa tahun kedua saya habiskan selama sebulan penuh di Fayetteville, Arkansas karena saya sudah berkuliah di Universitas Arkansas dan mengambil dua mata kuliah sekaligus selama musim panas.
Bulan puasa kali ini jatuh saat summer, temperatur di Arkansas hampir sama atau kadang bisa lebih panas dibanding suhu udara rata-rata kota asal saya Yogyakarta. Biasanya suhu bisa mencapai 35 derajat celcius saat sore hari.
Untungnya seluruh bangunan kantor, kelas, dan perpustakaan di kampus selalu full AC sehingga kondusif untuk belajar dan mengerjakan tugas. Yang menarik dari pengalaman Ramadhan tahun kedua adalah saya bisa berbuka puasa dan melakukan ibadah tarawih di Islamic Center of Northwest Arkansas yang tidak jauh dari kampus.
Untuk menu berbuka puasa, ibu-ibu Muslim setempat dari berbagai negara seperti Arab Saudi, Bangladesh, Iraq, Jordan, Ethiopia, dll bergiliran menyediakan hidangan berbuka seperti nasi, ayam, dan salad sebagai menu utama setiap hari.
Untungnya kami memiliki komunitas keluarga Indonesia yang cukup solid di Fayetteville. Keesokan hari setelah melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid yang sama, kami mengadakan halalbihalal di Gedung Pauline Whitaker milik Universitas Arkansas bersama seluruh komunitas Indonesia yang bermukim di sekitar Northwest Arkansas.
Hidangan yang disajikan tentu saja khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, dll. Kebersamaan ini yang membuat kami merasa seperti berada di Tanah Air.
Ramadhan tahun 2016 lalu saya habiskan dua pekan di New York dan dua pekan di Indonesia. Saya hanya mengambil satu kelas independent study sehingga bisa diselesaikan tanpa harus masuk kelas.
Menu Idul Fitri khas Timur Tengah di Islamic Center of Athens, OH, pada Ramadhan 2014.
Kunjungan saya yang ketiga kalinya ke New York adalah untuk mewawancarai seorang penyair senior Arab-American bernama Sam Hamod, karya-karyanya akan menjadi bahan riset Sastra Muslim Amerika saya.
Selama mempersiapkan bahan wawancara, saya menghabiskan banyak waktu di perpustakaan Teacher’s College, Columbia University, bersama teman sesama mahasiswa Fulbright yang sedang kuliah di sini.
Berbeda dengan suasana Fayetteville, untuk berbuka puasa kami biasanya hanya membeli makanan di rumah makan cepat saji yang bertebaran di sekitar Harlem, mulai dari Subway, Buffalo Wings, hingga salah satu restoran Mediterranean yang sedikit mahal.
Menu sahur juga sangat sederhana ala anak kos. Sekembalinya dari New York, saya langsung menuju Houston, Texas, dan terbang ke Indonesia dari sana. Dua pekan berpuasa sekaligus berlebaran bersama keluarga di Indonesia merupakan momen yang sangat istimewa.
Tahun 2017 ini, sekali lagi saya menghabiskan seluruh Ramadhan di Fayetteville. Walaupun sudah semakin terbiasa, namun ada yang berbeda karena ini kali pertama saya berpuasa sembari bekerja 20 jam sepekan di kampus sebagai graduate assistant.
Saya sangat menikmati pekerjaan saya di Service Learning Initiative, namun yang terkadang terasa berat ketika harus selalu berkonsentrasi penuh pada detil data rahasia pribadi mahasiswa. Apalagi ditambah saat bersamaan, saya menghirup wangi kopi yang diseduh oleh kolega saya sedangkan saya lagi berpuasa.
Saya anggap ini merupakan tantangan yang menarik buat saya dan alhamdulillah sejauh ini saya bisa menjalankan ibadah puasa dengan lancar. Tanggal 1 Syawal di Amerika Serikat akan jatuh pada tanggal 25 Juni 2017 sesuai pengumuman dari KJRI Houston.
Baca juga: Dakwah Plus Tembang Jawa Ramaikan Ramadhan di KBRI Paramaribo
Rencananya untuk shalat Idul Fitri, saya akan lakukan seperti biasa di Islamic Center of Northwest Arkansas bersama warga Muslim yang tinggal di sekitar Fayetteville, Bentonville, Springdale, dan Rogers.
Di hari yang sama, saya dan komunitas Indonesia baik Muslim dan non-Muslim akan berkumpul di kediaman keluarga Ross & Tutik Goebel di Rogers AR untuk merayakan Idul Fitri bersama.
Sungguh walaupun saya harus berada jauh di negeri Paman Sam, namun keakraban dan kehangatan rekan-rekan sesama Indonesia dan komunitas Muslim di Fayetteville membuat saya tak lagi merasa sendirian dan sepi namun terasa meriah dan bermakna. (Laporan Febriyanti Lestari, penerima beasiswa Fulbright pendidikan doktoral di Arkansas, untuk Kompas.com)
Intiland Tower, Lantai 11
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 32
Jakarta 10220, Indonesia
Tel : (+62) 21 5793 9085 / 86
Fax : (+62) 21 5793 9089
Office Hours : Monday – Friday, 08.00 – 17.00
The office is closed for Indonesian and US holidays
© 2024 AMINEF. All Rights Reserved.