Alumni & Voices

WILHELM G. SOLHEIM II

Dr Solheim adalah pcnsiunan guru bcsar pada Jurusan Antropologi di University of Hawaii.

“Saya pengajar dan peneliti yang dikirim Fulbright ke Indonesia sejak pertengahan 1990 sampai awal 1991. Scbagian waktu itu saya habiskan di museum antropologi Universitas Cenderawasih di Abepura, Irian Jaya. Selebihnya saya melakukanan penelitian lapangan, ke desa Makbon di sebelah barat Irian Jaya, kemudian ke dua pulau di Maluku Utara.

“Penelitian saya mcncakup survei dan pcnggalian arkeologi di daerah yang sebelumnya sedikit sekali diselidiki. Saya sendiri telah mclakukan survei dan penggalian di Irian Jaya pada tahun 1975-76 atas biaya Ford Foundation. Pekerjaan saya selama di museum Cenderawasih kala itu mencakup pula pemeriksaan laboratorium atas bahan-bahan yang kami kumpulkan sebelumnya. Penggalian di dekat Makbon (1990-1991), bekerjasama dengan Ketua Jurusan Antropologi, Universitas Cenderawasih, dilakukan persis pada situs yang ditcmukan tahun 1975. Survei dan penggalian di Maluku dilakukan dengan kerjasama museum Istana Sultan di Ternate. Kuratornya yang bekerja bersama kami di lapangan sangat membantu. Demikian pula seorang arkeolog dari Pusat Penelitian Arkcologi Nasional di Jakarta.

“Kami membantu memperkenalkan suatu daerah di Indonesia Timur yang scbclumnya tidak dikenal secara arkeologis. University of Hawaii sekarang telah memulai sebuah program pertukaran dengan universitas di Ambon. Maka pekerjaan selama 1990-91 itu membantu kami untuk merencanakan proyek pcnelitian berguna di masa yang akan datang.

“Saya berpendapat bahwa hibah Fulbright benar-benar memberi kcmudahan untuk bekerja di daerah-daerah terpencil,dan menjalin hubungan dengan para ilmuwan lokal, yang menaruh perhatian pada penelitian yang sedang saya lakukan.

“Saya tidak akan melupakan ulang tahun saya yang ke enam puluh enam, yang saya rayakan di pulau Kumu. Isteri saya, Ludy, mcngadakan suatu pesta sebagai kejutan bagi tim kami dan penduduk setempat, yang semuanya orang Kristen. Yang disajikan adalah babi panggang ala Filipina, dan tidak ada yang pernah melihat masakan scperti itu sebelumnya. Semua orang di pulau itu hadir. Maka hanya dalam limabelas menit seluruh makan malam itu tandas! Benar-benar hari yang tak terlupakan.”

Artikel ini tampil di buku Program Fulbright U.S Indonesia – Empat Puluh Tahun Beasiswa dan Saling Memahami (halaman 39)

Judul asli adalah U.S Indonesian Fulbright Program – Forty Years of Scholarships and Mutual Understanding.

WordPress Video Lightbox