Fulbright Story

Andhika Hardani Putra was awarded Fulbright MA degree scholarship in 2018 to study Veterinary Medical Sciences with Specialization on Small Animal Medical Science at University of Florida.

Lightly edited from: https://vetsbigdream.wordpress.com/author/vetsbigdream/

20181225_124634-minHalo semua! Perkenalkan, nama saya Andhika, dokter hewan lulusan Universitas Airlangga angkatan 2009. Saya berencana untuk mengambil studi S2 di bidang Veterinary Medical Sciences dengan fokus di Small Animal Clinical Science & Dermatology di University of Florida College of Veterinary Medicine yang berlokasi di kota Gainesville, Florida dengan beasiswa dari Fulbright Grant.

Fulbright adalah beasiswa yang bersifat merit-based. Di Indonesia, beasiswa Fulbright dijalankan oleh American Indonesian Exchange Foundation atau disingkat AMINEF. Pada tahun saya saja, ada 1000+ pelamar, dan hanya sekitar 100 yang diterima. Komposisinya adalah kurang lebih 1/3 untuk master, dan 2/3 untuk PhD. PhD lebih banyak karena beasiswa DIKTI untuk ke Amerika juga masuk disini dan dikoordinir oleh AMINEF.

Lalu, berapa grant yang akan diberikan dari Fulbright? Sebesar US$ 35,000 per academic year. Jadi dana yang diberikan tidak betul-betul full. Bagaimana jika biaya yang diperlukan untuk kuliah (Cost of Attendance / CoA, yang terdiri dari biaya kuliah + biaya hidup) melebihi grant Fulbright? Kondisi ini disebut dengan Shortfall. Shortfall maksudnya adalah biaya yang harus kalian keluarkan untuk menutupi kekurangan dana untuk kuliah. Untuk gambaran kalian, CoA per year dari beberapa kampus mid-end adalah sebesar 45K-50K. Untuk kampus yang sifatnya low-end, otomatis biaya lebih murah, bisa sekitar 33K-37K. Untuk kampus dengan high-end? Contohlah Harvard, Cornell, Yale, Stanford, MIT, dan kampus2 Ivy League terkenal lainnya, CoA bisa mencapai 60K-80K per year!

Nah, tapi kabar baiknya, banyak kampus yang akan memberikan “diskon” untuk Fulbrighter, bisa berupa additional grant, tuition waiver, atauassistantship position. Banyak teman-teman seangkatan saya yang bebas dari shortfall karena mendapatkan grant tambahan ini, meskipun padahalCoA mereka bisa mencapat rata2 45K-50K. Tentunya, pemberian dana tambahan ini tergantung dari ketersediaan dana dari universitas, dan your merit, dalam kata lain, apakah kalian dirasa pantas untuk menerima dana tambahan ini dari universitas.

Beasiswa Fulbright ini tidak terbatas untuk mereka yang sudah berpengalaman kerja saja. Fresh graduate pun bisa mendaftar beasiswa ini, namun akan menjadi less competitive dibanding kandidat lain yang sudah memiliki years of work experience. Namun jangan discouraged kalo kamu seorang fresh graduate. I know some fresh grads who were appointed as a Fulbright Candidate.

Di kesempatan ini saya pengen berbagi soal pengalaman saya dalam menjalani proses Beasiswa Fulbright. Sebelumnya, let me congratulate youkarena kamu sudah paling tidak sudah ada keinginan untuk melanjutkan studi keluar negeri. Nggak semua orang punya kemauan itu. Dan kalian sudah ada kemauan untuk studi lanjut saja menurut saya, kalian sudah selangkah lebih maju dibanding yang lainnya. So, keep the spirit until the end!

Di tulisan ini saya akan ulas tahap awal dalam proses beasiswa, yaitu Application. Berkas-berkas yang kalian perlu siapkan sejak jauh hari adalah :

  • Ijasah dan Transkrip yang masing2 sudah ditranslate ke bahasa inggris yang ditranslate langsung oleh kampus kalian atau dari pihak translator bersumpah. But IMHO, translate dari kampus sifatnya lebih valid dan terpercaya. Siapkan sejak dini karena kampus pastinya butuh waktu untuk translate dokumen kamu. As in my case, butu satu bulan baru translate an saya selesai.
  • Skor TOEFL/IELTS yang memenuhi persyaratan (550 untuk TOEFL PBT, 79 untuk TOEFL iBT, dan 6.5 untuk IELTS). Bingung cara meraih skor segini? Saya akan coba bahas ya. As in my case, saya apply dengan IELTS dengan skor melebihi requirement. IMHO, nilai english yang bagus dan diatas persyaratan akan menjadi nilai plus buat kamu. Oh ya, saya disini Cuma bisa sharing untuk persiapan IELTS saja ya. Pengalaman persiapan tes TOEFL iBT saya ada di bagian setelah saya lolos interview. Dan kenapa ini harus disiapkan sejak dini? Karena butuh persiapan lebih, harga tesnya mahal (jadi kalo sampe ngulang tesnya, bisa kering kantong kita huhu), dan yang gak kalah penting adalah, skor kalian keluar 2 minggu setelah tanggal tes. Jadi jangan ambil tes ini terlalu mepet dengan deadline beasiswa apapun itu yang kalian kejar.
    • Untuk lama persiapan TOEFL / IELTS sih sebenernya tergantung dari basic english skill kalian, sejauh mana kemampuan bahasa inggris kalian. Kalau saya pribadi, saya mempersiapkan diri dalam 2 bulan untuk mendapatkan nilai IELTS 7 overall. Sebulan kursus, dan sebulan full latihan soal.
    • Untuk buku IELTS, saran saya sih buku apa aja boleh. Kalian memang harus latihan soal-soal yang levelnya setingkat dengan tingkat kesulitan real testnya, atau lebih bagus jika belajar dengan tingkat kesulitan lebih tinggi. 
  • 2 Surat rekomendasi. Kenapa harus sejak dini disiapkannya? Supaya gak terkesan ngeburu2 dosen / bos kalian. Untuk surat rekomendasi, pastikan kalian minta surat rekomendasi dari orang yang betul2 mengenal kalian. Jangan hanya karena orang tersebut punya nama besar. In my case, surat rekomendasi saya berasal dari 3 orang dosen saya yang memang cukup dekat. Satu dari dosen pembimbing yang sekaligus dosen penguji skripsi, satu dosen pembimbing masa studi profesi klinik, satu dosen atasan ketika saya jadi Asdos (Asisten Dosen), dan tambahan juga dari supervisor saya di tempat praktek saya. Terimakasih sedalam-dalamnya untuk kalian… Surat rekomendasi kalian sudah mengantarkan saya ke Amerika. Special thanks for Bambang Sektiari, drh. Wiwik Misaco, drh. Hana Eliyani, dan drh. Hartanta Barus. I love you all so much J. Berkat kalianlah saya bisa berangkat ke Amerika.

This list is not the exhaustive list of the documents which you should submit to AMINEF. Please refer to AMINEF’s website in regard to this. Budayakan membaca ya sebelum bertanya :D.

Harap kalian isi Application form kalian dengan hati-hati. Isi dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya tanpa adanya plagiarisme karena plagiarisme sangat dibenci terutama di lingkungan kampus Amerika. Ada beberapa hal yang pengen saya komen terkait application ini.

IPK. Good news, IPK bukan pertimbangan utama untuk beasiswa ini. I know a fellow candidate whose GPA is 3.1 tapi dia masih bisa diterima di beasiswa Fulbright. But of course, pastikan kamu punya banyak aktivitas dan pengalaman di bidang yang mau kamu pelajari untuk menutupi kekurangan IPK kamu.

TOEFL VS IELTS? Untuk tahap application, it doesn’t matter which one. No one is better than the other one. Saran saya sih, usahakan dapat nilai diatas requirement supaya ada nilai plus buat kamu. Sebagai contoh, skor IELTS yang diminta AMINEF adalah 6.5 overall. Namun usahakan mendapat nilai overall 7, supaya kamu menjadi lebih kompetitif dibanding yang lain. However, nilai 6.5 juga sudah cukup bagus, dan jangan discouraged hanya karena skor IELTS / TOEFL kamu pas-pasan.

Study Objective (SO). Please let me emphasize that this document is EXTREMELY important for you to be shortlisted for interview. Yap, aku gak lebay. Ini memang dokumen yang sungguh sangat teramat penting. So write as soon as possible, revise as much as you can, proofread as much as necessary.And keep in mind to limit your SO to ONE PAGE ONLYPanitia gak akan senang liat kamu bertele2 di SO, ndongeng panjang lebar. Yang ada malah esensinya hilang. Di SO ini, kamu harus tulis apa yang mau kamu pelajari di Amerika, kenapa harus di Amerika, bagaimana bidang yang kamu tuju itu cocok dengan educational background kamu, dan tujuan kamu kedepannya setelah studi. Let us talk about it one by one.

Introduction. Bagian ini penting banget agar si pembaca dan panitia reviewer mau baca essay kamu sampai selesai. Entice the admission team from your opening. Kalo boleh saran, jangan buat opening semacam : “I want to study xxxxx in America because xxxxx”. IMHO, it is too mainstream. Sebagai contoh, saya kan ingin belajar soal Veterinary Science. Instead of beginning with “I really want to study vet science in America” sebagaiopening sentence, saya tulis jadi “Indonesia is a truly exquisite country, known for its diversity in several aspects, including its variance of flora and fauna. Nowadays, having pets are common for Indonesian people. In fact, some society in Indonesia also consider their pet as their very own family member.”. Tulis background penting dari studi kamu dan relevansinya dengan Indonesia. Contoh diatas memberikan gambaran tentang kenapa vet science is important for Indonesian people. Saya gak nulis kalo saya pengen ngambil studi ini di sini, tapi saya menggambarkan kenapa studi ini penting. Soal detail studi yang ingin kamu ambil, jangan dijabarkan di opening, saran saya. Jabarkan di body paragraph. So, I wish you got my point.

Body Paragraph. Bagian ini menjabarkan bidang studi seperi apa yang ingin kamu dalami di Amerika Serikat. Prinsipnya adalah What, Who, Why dan How.

  • WHAT : Bidang apa yang ingin kalian tuju. Make sure you describe it CLEARLY! Jangan berbelit-belit, jelaskan saja apa bidangnya.
  • WHY : Bidang yang ingin kamu tuju tersebut, KENAPA mau kamu pelajari lebih lanjut? Apakah bidang tersebut linier dengan jurusan S1 atau pekerjaan kamu yang sekarang? If not, jelaskan kenapa kok kamu ambil bidang yang gak linier dengan keahlianmu. Yakinkan mereka bahwa kamu pasti bisa mempelajari ilmu di program Master mu nanti dengan baik meskipun bidang tersebut tidak linier dengan profesi mu atau jurusan S1 mu. Dan jelaskan juga apa signifikasi nya kamu mengambil S2 yang bidangnya beda dengan keahlianmu.
  • WHO : jelaskan siapa dirimu. Apa background pendidikanmu, pengalaman mu dan kualifikasi mu yang bisa meyakinkan panitia seleksi bahwa kamu layak dipilih dan mengapa kamu layak dan sanggup mengambil bidang S2 yang akan kamu tekuni nantinya dengan baik.
  • HOW : Bagaimana kamu berencana untuk melaksanakan studimu nanti. Be detail when possible. Contohnya, mata kuliah apa saja yang nantinya ingin kamu ambil dan ingin kamu pelajari.
  • Kontribusi : Apa yang mau kamu berikan setelah kamu selesai melaksanakan studi master kamu, both for Indonesia and America whenever possible. Make it concrete and realistic, dan jangan abstrak seperti “Saya ingin memajukan pertanian Indonesia”. Daripada bilang gitu, kamu mending jelasin GIMANA caramu memajukan pertanian Indonesia. Dengan cara apa dan bagaimana kamu merealisasikannya nanti.

Dan tolong diperhatikan bahwa you better not mention a specific university in your study objective. Karena pada kenyataannya, universitas yang kamu incar belum tentu akan disetujui oleh IIE (Institusi pendidikan yang bekerjasama dengan AMINEF untuk menempatkan para kandidat di universitas Amerika).

Closing. Pada intinya, closing ini hanya wrap up saja akan hal-hal yang sudah kamu jelasin di paragraf-paragraf sebelumnya. Buat sesimpel mungkin namun mengena di hati. Sebagai contoh, ini di essay saya yang saya gunakan sebagai closing.

“In brief, given my goals and distinctive qualities, I strongly believe that I will become an excellent fit as a grantee of Fulbright and as a graduate student in U.S university. I am truly looking forward to undertaking my master study in United States of America and promote mutual relationship between U.S and Indonesia.”

Tahap terakhir untuk pembuatan essay adalah : Proofread. Ini penting banget. Ini essay jangan kamu simpen sendiri. Kamu butuh orang lain buat nge review essay kamu. Orang tersebut bisa teman, kenalan past grantee dari beasiswa apapun itu, dosen, bos, rekan kerja, atau bahkan orang tua mu. Proofread sebanyak dan sesering mungkin, and make sure it is grammatically correct. Sewa orang dari pihak bahasa jika diperlukan. You need to be all out if you wish to pursue Fulbright.

Sooooo……… saya kira itu saja tips2 yang bisa saya berikan untuk kalian yang akan apply beasiswa Fulbright. Tahap selanjutnya adalah Interview. So, I wish you all the best, and let us become a better person in every aspectsCheers! See you in the next blog!

Interview

Hi there! Mau lanjutin cerita nih habis proses seleksi administrasi. Setelah dinyatakan lolos seleksi berkas, selanjutnya adalah seleksi yang bikin ngeri, yaitu : INTERVIEW. Dulu saya dinyatakan lolos untuk interview di bulan awal april. Sungguh gak percaya rasanya saya lolos seleksi berkas, karena saya tahu kalau Fulbright itu untuk lolos seleksi berkas aja sebuah keajaiban! Waktu itu saya lagi di Jakarta, ada seminar, dan tetiba ada email masuk dari AMINEF, dan langsung kaget lah saya. Alhamdulillah banget!

Jika kamu dinyatakan lolos seleksi berkas, LET ME CONGRATULATE YOU!! FYI, lolos seleksi berkas Fulbright itu sendiri sudah sebuah prestasi luar biasa! Setelah dinyatakan lolos seleksi berkas, saya diminta untuk konfirmasi kehadiran interview. Oh ya, untuk beasiswa Fulbright, biaya transportasi ke tempat interview akan ditanggung penuh oleh AMINEF, dan juga mendapat uang saku juga loh! Untuk jaman saya, interview ada di 3 tempat, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Karena saya domisili di Surabaya, otomatis interview saya di Surabaya. Oh ya saran penting juga, selama interview, kalian harus kenalan sama teman2 yang interview bareng kalian! Kenapa? Karena teman2 inilah yang akan nantinya sharing dengan kalian jika kalian sama2 dinyatakan lulus, dan ada kemungkinan juga kalian akan membentuk grup sendiri untuk kalian yang dinyatakan lolos interview.

Panelis interviewer terdiri atas 4 orang, 2 orang Indonesia yang biasanya adalah alumni Fulbright, dan 2 orang Amerika. Nah untuk tips interview sendiri, pertama2, pahami dulu berkas2 yang sudah kalian submit ke AMINEF, antara lain application form, esai, dll. Pertanyaan dari panelis intinya ga akan jauh2 dari situ kok. Karena itu, wajib banget pahami isi berkas mu. Contoh pertanyaan yang sering keluar :

  • Introduce briefly about yourself in 2 minutes.
    • Ini pasti ada di setiap wawancara. Jangan bahas hal yang gak penting seperti status jomblo or taken, umur, dst.
    • Instead, sebutkan nama, asal universitas dan majornya, major yang akan diambil di US nanti, dan apa alasannya mau ambil major tersebut, lastly, apa yang akan kalian lakukan setelah pulang nanti
  • What is your motivation in receiving fulbright grant?
  • Why Fulbright? Why not choose another scholarship such as LPDP?
  • Why US? Why not another country?
  • Why choosing this major for your proposed program?
  • Why do you choose a major that is different from your undergraduate major? (jika pilihan jurusan S2 kalian tidak linier dengan jurusan S1 anda) –à untuk kasus ini, sebenarnya boleh, NAMUN, kalian harus persiapkan argumen kuat kenapa kamu ingin “belok” ke jurusan lain dan apa pentingnya, dan kalian harus yakinkan panelis kalau kalian tidak akan terkendala masalah saat menjalani studi karena perbedaan fokus studi kalian selama S1 berbeda.
  • Do you plan to apply for another scholarship?
  • What will you contribute both to Indonesia and to USA?
  • How is the general condition of your professional field right now?
  • What will you do upon completion of your proposed program?
  • Will you be ready to stay overseas for long term? Any family issues?
  • How will you place yourself as a minority during your stay in the US?
  • What research that you will conduct during your program? And what is the significance of your research for your home country? (biasanya pertanyaan buat yang S3, tapi ada kalanya kandidat yang nanti S2 nya by thesis, bisa jadi ditanyakan ini juga, seperti saya)
  • Why did you choose this particular professor / university? (jika kalian sudah pernah mengontak profesor atau sudah pernah dapat LoA)
  • Do you have any question for us?
    • Jawab YES!!!
    • Usahakan riset dahulu tentang beasiswa Fulbright sebelum interview supaya tahu apa yang akan ditanyakan
    • Dengan kamu bertanya, itu akan menjadi nilai plus karena menunjukkan kalau kamu perhatian, peduli dan attentive.
  • Dan masih banyak lagi.

Beberapa Poin penting yang perlu diperhatikan juga saat interview :

  • Dress Well! Jangan pakai polo shirt apalagi kaos. No jeans either.
    • For males, pakai kemeja tanpa banyak corak dan celana kain, sepatu pantofel. Boleh juga berdasi dan memakai jas jika kalian mau lebih nampak rapi.
    • For females, pakai jilbab tanpa corak (buat yang berjilbab), rambut ditata rapi untuk yang non hijabers, pakaian rapi dan tidak terlalu terbuka, jika menggunakan rok, gunakan yang panjang roknya dibawah lutut dan gunakan sepatu resmi berwarna hitam.
  • Relax! Ambil nafas panjang sebelum menjawab, jika kalian gemetaran
  • Think positive, dan jangan minder atau menudukkan kepala
  • Jika berbicara, lihat semua panelis secara bergantian, jangan hanya fokus memandang ke panelis yang sedang bertanya saja
  • Smile! Jangan jawab sambil muka datar, karena gak enak dilihat
  • Keraskan dan lantangkan suara, jangan berbicara dengan suara pelan karena terlihat jika tidak yakin dan tidak pede dengan hal yang sedang kamu bicarakan.
  • Jujur dan jadilah diri sendiri dan tidak dibuat-buat.
  • Jika dikritik, jangan melawan. Terimalah masukan tersebut dan ucapkan terimakasih atas masukannya.

Well, I think that’s all untuk bagian interview. I wish you every luck for your interview. Keep calm and grab that fulbright grant! See you in the next chapter : TOEFL iBT dan GRE.

After Interview

Halo semuanya! Makasih sudah mau lanjut baca blog aku. Blog yang ketiga ini akan bahas hal-hal yang akan kalian lakukan seusai dinyatakan lolos interview.

Saya dinyatakan lolos interview bulan Juni awal (seleksi tahun 2017). Betapa bahagianya bukan main hati saya saat itu, meski saya hanya dinyatakan sebagai alternate candidate. Apa itu alternate candidate?

Nah, jika kalian lolos, ada dua kemungkinan yang akan terjadi pada status kalian.

  • Principal Candidate : basically, kalian sudah mendapatkan grant fulbright nya, dengan catatan à kalian bisa mendapatkan admission di universitas di Amerika dan tidak ada financial constraint. (Masih ingat kan jika grant Fulbright ini hanya $ 35,000 per academic year?)
  • Alternate Candidate : kalian adalah kandidat yang akan diberangkatkan ke Amerika, hanya jika :
    • Ada principal yang mundur di tengah proses seleksi admission universitas, atau
    • Ada principal yang grant nya ditarik karena tidak bisa mendapatkan tempat di universitas, atau
    • Adanya ketersediaan dana tambahan dari Fulbright pusat.

As in my case, aku lolos sebagai alternate candidate. Well, antara senang dan sedih sih, karena bisa dibilang kan statusnya masih menggantung. Mungkin istilahnya jika di universitas, sama dengan waitlisted. Diterima belum, tapi ditolak juga enggak. Satu-satunya jalan Cuma banyakin berdoa dan berusaha. Daripada berdoa supaya banyak principal ones yang gugur supaya kalian naik, berdoalah supaya funding dari pusat tersedia, sehingga kalian bisa menjadi principal tanpa mengorbankan principal yang lain. However, satu fakta yang bisa saya kasih untuk menyemangatin kalian yang alternate candidate adalah : menurut pengalaman tahun-tahun lalu, hampir semua alternates bisa berangkat ke Amerika! (Dengan catatan, alternate tersebut bisa mendapatkan tempat di universitas). Beberapa alternate memang gagal berangkat, namun karena tidak mendapatkan kursi di universitas, bukan karena tidak adanya ketersediaan dana.

Nah, jika kalian dinyatakan lolos, baik principal ataupun alternate, perlu aku garisbawahin : kalian boleh senang dan bersyukur, namun, JANGAN LEKAS HURA-HURA DULU! Yang masih kerja, jangan keburu resign dari kantor juga. Kenapa? Karena proses masih panjang. Sekali lagi, PROSES MASIH PANJANG!! Dari kalian dinyatakan lolos interview ke waktu keberangkatan ke Amerika itu adalah satu tahun lebih. Dinyatakan lolos interview bulan Mei/Juni, baru berangkat ke Amerika Juli/Agustus. Yep. Bayangkan, setahun penuh proses yang bisa dibilang berdarah-darah, terutama bagi mereka yang persiapannya tidak matang.Nah, salah satu proses seleksi dari para fulbright candidates adalah : TOEFL iBT dan GRE. Perlu kalian garisbawahi bahwa nilai TOEFL iBT dan GRE ini penting untuk admission universitas. Short example, jangan harap kalian mau ke Harvard kalau TOEFL iBT kalian aja nggak nyampek 100, meskipun sebetulnya yang diminta kampus hanya 80an, tapi dengan skor hanya 80an, kamu akan sangat kalah dengan kandidat lainnya yang nilainya diatas 100an.

TOEFL iBT

Untuk TOEFL, aku yakin kalian sudah pada pernah dengar. Mungkin yang perlu aku perjelas adalah, TOEFL ada dua format, iBT dan ITP. TOEFL ITP itu mirip dengan TOEFL yang diadakan di kampus kalian, jadi hanya ada reading, grammar dan listening. Nah, yang akan kalian hadapi di Fulbright ini adalah TOEFL iBT. Ada 4 sections : reading, listening, speaking, dan writing. Skor minimal yang harus kalian dapatkan adalah 80 untuk applicant master, dan 90 untuk applicant PhD.

Pertama-tama, soal biaya dan lokasi tes. Biaya tes nya berapa? Nggak usah dipikirin, karena biaya tesnya akan di kover oleh AMINEF. Lalu, lokasi tes yang dipakai biasanya hanya di Jakarta dan Surabaya. Kadang-kadang Medan dan Bali. Gimana kalau domisili kalian di luar daerah tersebut? Jangan khawatir, karena AMINEF akan membiayai dana pesawat dan dana untuk penginapan kalian secara penuh! Ditambah lagi, kalian juga akan mendapatkan uang saku dari AMINEF juga per harinya. Jadi untuk biaya dan lokasi, kalian nggak perlu pikirkan. Pikirkan aja gimana cara dapat skor setinggi-tingginya.

Kalau kalian sudah lolos ke tahap ini, aku yakin banget level bahasa inggris kalian sudah above average. Jadi tinggal memantapkan persiapan aja. Dulu, buku yang aku pakai untuk belajar TOEFL iBT adalah buku milik ETS (company yang membuat tesnya) dan buku serta app dari Barron’s. 2 buku ini disertai dengan CD yang isinya simulasi tes dari TOEFL iBT. Nah menurutku, ini membantu banget. Biasakan bekerja dengan komputer untuk tes ini. Karena real test nya nanti kalian juga akan berhadapan dengan komputer, bukan dengan kertas.

Untuk latihan reading, Biasakan membaca tanpa menggarisbawahi atau mewarnai kalimat dengan spidol / stabilo, karena kalian gak akan bisa lakukan ini kalau di TOEFL iBT. Banyak-banyak baca artikel dari bidang yang kalian TIDAK kuasai. Supaya melatih otak kalian membaca artikel di luar bidang kalian, karena kemungkinan besar paragraph yang kalian akan dapatkan waktu tes adalah artikel yang bidangnya asing buat kalian.

Untuk latihan listening, biasakan mendengarkan podcasts, Ted Talks, atau yang paling simpel, nonton film berbahasa inggris tanpa lihat subtitles. Ini ampuh banget kok. Latihanlah juga mencatat sambil mendengar. Cari aja video2 di youtube tentang note taking. Kenapa perlu skill note taking? Karena listening di TOEFL iBT, kalian akan mendengarkan seluruh percakapan / kuliah sampai selesai, baru kalian akan dijejali oleh 5-7 pertanyaan soal percakapan yang sudah kalian dengar. Ini perbedaan besar listening IELTS dan TOEFL iBT. Di IELTS, kalian mendengarkan sambil melihat pertanyaan yang sudah tertera di paper kalian. Maka dari itu, belajarlah cara note-taking dengan baik, karena jika kamu gak mencatat apa inti2 percakapannya kebanyakan kamu akan lupa, apalagi jika sudah masuk ke pertanyaan ke 4 atau 5 yang sudah mempertanyakan soal detail.

Untuk latihan speaking, banyak-banyak aja ngomong dalam bahasa inggris. Mau itu ngomong sendiri, didepan kaca, sama teman, atau bahkan sama bule. Salah satu tips yang bagus, coba dengerin Ted Talks (sambil belajar listening), bikin summary, dan ungkapkan melalui cara bicara. Itu cara yang bagus buat melatih speaking, terutama untuk TOEFL, karena speaking section dari TOEFL itu integrated, artinya ada bagian listening dan reading juga yang terselip. Contoh : Kalian akan baca paragraf pendek akan sebuah hal, lalu kalian akan mendengarkan kuliah / percakapan yang isinya berkaitan dengan paragraf yang tadinya kalian sudah baca dulu, lalu kalian akan ditugaskan untuk mengungkapkan hubungan dari paragraf di awal dan percakapan yang kalian dengar dalam bentuk lisan.

Untuk latihan writing, ini yang lumayan sulit. Kebanyakan kandidat berkata, writing section itu yang paling sulit. Saranku sih, sama kayak cara latihan speaking dengan Ted Taks. But instead of expressing your gained idea and information verbally, you should express what you have heard and read through writing. Format umum pembagian paragrafnya biasanya adalah Introduction – two body paragraphs – conclusion.

GRE (Graduate Record Examination)

Mungkin akan banyak dari kalian asing mendengarkan istilah ini. GRE itu ngebanyanginnya kayak TPA. Cuma bedanya, ini punya nya Amerika, dimana tingkat kesulitannya jauh lebih tinggi dari TPA. GRE ini adalah salah satu admission test yang harus kalian ambil jika mau melanjutkan S2 di Amerika.

Ada 3 sections di tes GRE ini, yaitu :

  • quantitative atau math section
  • verbal, dan
  • critical writing.

Tips paling penting dari aku buat meraih nilai setinggi-tingginya buat GRE adalah : persiapkan dari jauh hari! This is extremely serious. GRE itu tidak bisa kalian atasi dengan mudah hanya dengan persiapan beberapa minggu. It takes months, or even years! Jadi, jika Amerika adalah impian kalian, persiapkan mulai dini soal GRE ini sejak kalian memantapkan Amerika sebagai negara impian untuk studi kalian. As in my case, aku persiapan GRE selama 6 bulan, tapi bukan berarti hidupku 6 bulan itu melulu di GRE ya.. melainkan paling aku kerjain 10 soal di masing-masing section (math dan verbal) di tiap harinya. Enteng kok kalau ngerjakan 10 soal tiap harinya, gak kerasa banyak sama sekali. Bisa dikerjain sambil kerja kalau pas nganggur atau malam setelah beraktivitas.

E-book yang aku gunakan tiap harinya adalah :

  • Manhattan’s GRE word list book dan exercise book,
  • Princeton Review’s Cracking the GRE,
  • Barron’s GRE

Dan selain dengan buku, aku juga subscribe Magoosh GRE untuk 6 bulan. Waktu itu, kalau gak salah saya dapet promo, bayar USD 120 untuk 6 bulan. Magoosh ini semacam online resources. Dan aku bener-bener merekomendasikan Magoosh karena banyak soal-soalnya yang bisa kalian kerjakan tiap harinya. Selain itu, kamu bisa akses Magoosh dari mana pun selama ada internet. Bisa kamu akses sambil naik kendaraan, atau sambil makan bahkan. Ada video yang berisi materi dasar juga dan penjelasan di tiap soal, cocok banget buat yang mau persiapan sendiri tanpa kursus formal. Mereka juga punya schedule pembelajaran untuk kalian, misal kalian di minggu ini sudah harus menguasai ini, minggu ke tiga harus menguasai itu, dsb. Dan yang paling mantap, di Magoosh kamu bisa simulasi penuh GRE seperti tes aslinya yang selama kurang lebih 4 jam. Ini penting banget untuk melatih your mind stamina.

Untuk bagian math, don’t worry if you mess up so badly for the first time, as I was once messed it up totally. Tapi dengan ketekunan, kerja keras, pasti bisa naik nilainya. Bayangin aja, skor ku pertama kali nyoba GRE Math itu 145, dan di real test nya aku dapet 155. Bersyukur banget. Memang bukan nilai yang WAH banget dibanding teman-teman yang bisa dapat 160an. Buatku, dapat nilai segitu aja udah betul2 mukjizat. Matematika itu intinya Cuma satu. Banyak banyak latihan soal, jangan melulu teori atau rumus aja. Kalo kamu background pendidikan sains atau teknik, I am sure math section will be a piece of cake for you. Karena sebetulnya math GRE ini levelnya math anak SMP, Cuma diolah aja sedemikian rupa oleh ETS sehingga jadi rumit serumit-rumitnya.

Lalu untuk verbal section, intinya juga sebetulnya Cuma satu. Banyak-banyakin baca artikel yang asing buat kamu dan yang structure nya juga lumayan rumit. Saran aku, banyak baca artikel dari <www.aldaily.com> , disitu setiap harinya akan di update soal artikel-artikel susah. Biasakan banyak membaca tanpa menggarisbawahi atau nge stabilo artikelnya, karena sama seperti TOEFL, GRE ini computer-based test. Verbal ini juga bagian yang suuuuuper sulit. Jangan hanya karena kamu dapet skor TOEFL / IELTS bagus, terus otomatis kamu akan bisa menghadapi verbal section dengan mudah. I have this mindset at that time, but I was sooooooo totally wrong!! Banyak banget kosakata GRE Verbal yang pasti akan asing di mata dan telinga kamu. Karena itu, selain banyak-banyak baca artikel, aku saranin kalian hafalkan 10 new vocabs per harinya. Ini menjadi salah satu alasan kenapa GRE TIDAK BISA dikuasai hanya dalam waktu 1 bulan atau kurang. Banyak kata baru yang harus kalian serap di GRE, belum lagi kalian harus membiasakan diri membaca artikel yang susunan kalimatnya sangat rumit. Alhamdulillah, aku dapat skor 150 untuk verbal. Once again, not a really great score, tapi aku sangat bersyukur, aku dapetin nilai itu dengan penuh perjuangan.

Lastly, untuk critical writing, akan ada dua bagian. Bagian pertama, kalian akan diminta untuk mangambil posisi setuju atau tidak setuju dari paragraf yang akan diberikan ke kalian, lalu kalian akan diminta membuat essay. Formatnya kurang lebih sama dengan writing section dari TOEFL iBT dan IELTS. Di bagian kedua, kalian diharuskan mengkritik sebuah argumen dari seseorang yang diberikan dalam bentuk paragraf oleh ETS. Jadi formatnya berbeda dengan first section. Saran saya, jika di bagian ini, temukan lah asumsi tersembunyi dari si penulis. Dari sana, kalian akan menemukan kekurangan dan kelemahan dari argumen si penulis yang bisa kalian bahas.

I think that’s all for GRE and TOEFL iBT. I wish you good luck for these tests. It won’t be easy, but I believe it’s worth it. Capai nilai tes-tes ini setinggi-tingginya, terutama jika kalian menargetkan kampus top. Karena nilai tinggi di GRE dan iBT adalah tiket kalian untuk masuk ke top universitiesSee you in my next post : University Admission and Submission Plan.

University Admission Process

Halooo semuanya! Thanks banget udah baca blog aku sampai disini. Selanjutnya, aku pengen cerita salah satu tahap yang penuh keseruan dan drama selama proses beasiswa Fulbright, yakni proses admission dan submission plan ke universitas.

  1. Creating Application For Submission Plan

Sebagai Fulbright candidate, kalian tidak akan mendaftar ke kampus di AS by yourself. Instead, an educational organization called “Institute of International Education” or shortly called by IIE will handle your application to four universities (for master applicants) and to five universities (for PhD candidates).

IIE akan meminta dan me-review CV, essay, dan skor TOEFL iBT dan GRE kamu dan mereka akan finalize perencanaan aplikasi ke universitas yang dinamakan dengan Submission Plan (SubPlan / SP). SP ini akan terdiri dari universitas yang akan di apply kan oleh IIE on your behalf disertai dengan komentar dari IIE, apakah itu universitas yang berpeluang memberikan cost-sharing, atau informasi bahwa kampus ybs berat, dll. Tapi sebelum bahas SP lebih jauh, aku pengen bahas tips trik bikin dua esai yang harus kamu buat sebelum IIE akan membuat SubPlan kamu, yaitu Personal Statement (PS) & Study Objective (SO).

Pertama-tama, apasih bedanya PS dan SO? PS itu lebih ke diri kamu, siapa kamu, apa yang kamu ingin capai ke depannya. SO itu lebih ke detail soal studi kamu. Apa yang ingin kamu pelajari, apa yang ingin kamu lakukan seusai studi dan plan ke depannya, apakah itu lanjut internship atau lanjut PhD, atau mungkin yang lain. Tapi kadang ada overlap diantara SO dan PS, jadi di PS km bisa membahas sedikit poin dari SO kamu dan sebaliknya, hanya saja berbeda fokus bahasannya. Oh ya, jangan lupa, di PS dan SO untuk beasiswa Fulbright, kamu tidak boleh menyebutkan spesifik nama universitas yang kamu tuju. Why? Karena PS dan SO ini akan digunakan ke 4/5 universitas secara bersamaan.

Secara general, organisasi dari PS bisa seperti ini,tapi format lain juga dipersilakan, ini hanya panduan umum aja :

  • Paragraf 1 : Introduction tentang kamu dan field kamu
  • Paragraf 2 : Bahas latarbelakang pendidikan S1 dan pengalaman2 kamu di bidang mu, dan bagaimana ini akan linier dengan S2 mu nanti
  • Paragraf 3 : Special interest kamu, rencana studi S3, internship, atau karir kedepannya. Serta kenapa kamu harus mengejar studi S2 atau S3 mu dan kenapa itu penting bagimu dan bagi orang lain
  • Paragraf 4 : Closing Statement dan Kesimpulan

Dan SO bisa dibagi seperti ini :

  • Paragraf 1 : Introduction, bahas secara detil tentang ilmu yang ingin kamu geluti di S2 atau S3 kamu. Bahas juga spesialisasi dan fokus secara mendetail
  • Paragraf 2 : Alasan kenapa kamu ingin mengambil bidang studi ini. Bisa jadi 2-3 paragraf terpisah
  • Paragraf 3 : Keinginan kedepannya tentang studi atau karir dan kenapa studi ini bisa membantumu meraih keinginan kedepan mu
  • Paragraf 4 : Closing & Conclusion

Again, format ini nggak saklek dan bisa kamu rubah sesuka hati. Namun, pastikan kontennya masuk dan semua bagian penting nggak lupa dibahas.

  1. Memilih Universitas

Lalu aku juga akan bahas soal pemilihan universitas. Di Application form kamu, akan diminta 3 universitas yang menjadi prioritas kamu. Namun, tidak ada jaminan universitas2 ini akan dimasukkan ke SubPlan kamu, karena IIE akan menyesuaikan univ tsb dengan nilai TOEFL dan GRE kamu, CV, essay, dll. Saran aku, kadang perlu “sadar diri”. Contoh, skor iBT kamu mentok di 80-85, tapi maksain mau masuk Harvard. No no nounless kualifikasi lain mu outstanding, kamu hampir pasti akan di tolak. Jadi perlu mereview kemampuan diri sendiri dalam memilih universitas.

Kedua, pertimbangan biaya. Jangan lupa jika beasiswa Fulbright hanya mendanai 35K total pertahun. Jadi, usahakan dalam list top three univ kamu, pastikan ada 1 atau 2 univ yang dana pertahunnya sekitar 35K atau bahkan dibawah 35K, which is mostly low-end universites. Fungsinya adalah untuk jaminan agar ada paling tidak satu univ yang cukup aman untuk kalian in terms of admission competitiveness and cost effectiveness. Kalian bisa dapatkan info dana yang kalian butuhkan pertahun (Cost of Attendance / CoA) di web resmi univ masing2. Namun bukan berarti kamu ga boleh milih unviersitas yang biayanya diatas 35K pertahun ya, jika memang universitas yang kamu pengen banget itu biayanya diatas 35K, IIE akan mengusahakan untuk negosiasi dengan universitas untuk mendapatkan keringanan dana, atau disebut dengan Cost SharingCost sharing bisa berupa full/partial tuition waiver, teaching/research assistantship position, or additional award untuk menutupi kekurangan dana nya. Tapi, harus kalian catat bahwa Cost sharing ini tidak dijamin akan didapatkan oleh semua kandidat. Ada yang dapat, ada yang enggak, jadi jangan terlalu diharapkan. Coba kalian googling soal ini dengan keyword “Nama universitas (spasi) cost sharing”. Contoh : “University of Florida cost sharing”. Kebetulan di univ aku, ada keterangan jelas bahwa untuk Fulbright foreign student, akan ada pemberian full out-of-state tuition waiver.

  1. Submission Plan

Nah, sekitar bulan November ke Januari, kalian akan mendapatkan Submission Plan yang akan saya singkat jadi SP (supaya ga kepanjangan ngetiknya hehe). SP akan terdiri dari 4 universitas (5 untuk kandidat PhD) yang akan didaftarkan oleh IIE on your behalf. Jika ada universitas yang ingin kamu apply tapi tidak masuk di SP, kamu bisa Direct Apply, or shortly known as DA, atau apply  sendiri ke universitas tsb, membayar sendiri dan mengurus semua dokumennya sendiri tanpa bantuan IIE.

Daftar univs di SP ini tidak bisa dirubah, namun ada kalanya in some certain special cases , list universitas nya mungkin bisa dirubah atas persetujuan dari AMINEF dan IIE dengan alasan yang tepat. Kamu akan diminta mengurutkan universitas ini dari urutan ke 1 sampai ke 4. IIE juga akan memberikan komentar soal universitas yang ada di SP ini, whether cost sharing opportunity is highly available / not, or in terms of candidate’s admission competitiveness. Ini juga harus kamu jadikan bahan pertimbangan dalam mengurutkan universitas2 ini.

As for my SP, ini dia daftarnya, aku urutkan sesuai prioritas yang aku buat kemarin :

  • University of Florida (UF)
    • Master in Veterinary Medical Sciences – Small Animal Clinical Science Focus
    • IIE Notes : Excellent program, small possibility of cost sharing
  • Iowa State University (ISU)
    • Master in Veterinary Medicine – Dermatology Focus
    • IIE Notes : Provides Cost Sharing
  • Louisiana State University (LSU)
    • Master in Veterinary Medical Science – Veterinary Clinical Science Focus
    • IIE Notes : Will provide balance and cost sharing
  • University of Missouri (u of M)
    • Master in Veterinary Medicine & Surgery – Small Animal Medicine Focus
    • IIE Notes : Provides balance and cost sharing

Semua universitas yang aku tulis di application form aku kebetulan di approve oleh IIE. 3 univ teratas itu memang top choices aku. 3 univ selain UF memiliki CoA sekitar atau dibawah 35K. Ini alasan kenapa aku masukkan LSU, ISU dan U of M ke top list aku, selain karena bidang studinya yang cocok dengan keinginan ku. Untuk UF, CoA nya sekitar 49K pertahun jika merujuk ke web resminya.

And you may wonder how did my applications go. Admission decision rata-rata keluar di bulan Januari hingga April, bahkan ada yang Mei atau Juni baru keluar keputusannya. Kebanyakan sih temen2 keluar decision nya di bulan Maret. Alhamdulillah aku diterima di UF, dan alhamdulillah dapat cost sharing berupa out-of-state tuition waiver, dan alhamdulillah aku gak perlu nombok untuk studi ku di UF ini. So, aku ambil pilihan ini karena UF adalah pilihan prioritasku sejak dulu banget. Di UF juga aku sudah punya profesor yang sudah bersedia membimbing aku. Dan soal univ lain… aku gatau gimana kabarnya hahaha karena pertengahan April ketika ada kabar penerimaan dari UF, aku langsung accept offer ke AMINEF, sehingga 3 univ lain aku nggak tau gimana kabarnya, apakah diterima atau ditolak. Aku juga nggak follow-up, I don’t really care though, karena UF ini memang pilihan pertama yang aku pengeeen banget dari dulu karena ada profesor yang bidang riset nya sesuai dengan aku dan juga kurikulum nya yang cocok banget sesuai keinginanku. Belum lagi UF termasuk 200 top universities versi on the spot—–maksud aku versi QS World Universities Ranking.

Kebetulan aku juga Direct Apply (DA) ke University of Minnesota, dan hasilnya ditolak di bulan Maret. Alasannya sih katanya karena unavailability of mentor. Kalo memang gitu alasannya sih, mending dari awal dikasih additional requirement aja berupa “acceptance from a faculty member” alias sudah diterima profesor dulu sebelum bisa submit application, jadi kita ga perlu buang2 uang (Kalo disini biaya daftarnya aja US$ 95) kalo akhir2nya bakal ditolak hanya karena alasan tidak adanya mentor yang siap membimbing. Dan untuk banyak kampus Veterinary Medicine, memang sudah menerapkan aturan ini, yaitu sudah harus diterima profesor dulu sebelum application kita bisa dipertimbangkan, seperti Ohio State University, Colorado State University, University of Missouri, University of Florida, dan Kansas State University. Sebetulnya aturan ini umumnya untuk kandidat doktoral, tapi gatau kenapa kok banyak Vetschools menerapkan aturan ini untuk kandidat master, mungkin karena heavy emphasis nya di riset kali ya.

Sampai sini dulu untuk bagian ini. Next time aku akan buat artikel tentang PDO (Pre-Departure Orientation) dan tips memilih universitas tapi khusus yang mau ambil master atau doktor di bidang veterinary science aja. See you in the next chapter!

Last Updated: Mar 31, 2024 @ 2:03 am
WordPress Video Lightbox